Setelah lelah bermain dengan benang, seekor kucing merangkak masuk ke dalam kotak kardus. Kucing itu menggaruk bagian bawah kotak dengan cakarnya, meringkuk seperti janin, melingkarkan ekornya di sekitar cakarnya, dan tertidur.
"Lihat, Bu, kucing dalam kotak kardus," kata anak laki-lakinya.
Anak laki-laki itu membawa ibunya untuk melihat kucing yang tertidur, yang telah berubah menjadi tengkurap panjang, cakarnya menempel di tepi kotak.
"Ya, sayang, kucing itu sedang tidur. Jangan ganggu dia," kata ibunya kepada anak laki-laki itu.
Schrodinger, anak laki-laki itu, membiarkan dinding keenam kotak terbuka lebar. Ia menatap kucing itu selama beberapa detik, lalu beralih ke mainannya.
Kucing itu tidak pernah menggunakan tempat tidur hewan peliharaannya, lebih suka kotak itu meskipun tidak ada bantalannya karena dia bisa menggunakannya untuk mengasah cakarnya. Dia tidur siang di dalam kotak setiap sore selama kurang lebih seminggu sampai dasarnya tercabik-cabik tipis.
Ketika ibunya membuang kotak itu, anak laki-laki itu memberi kucing itu kotak baru. Anak laki-laki itu dengan gembira memasukkan kucing itu ke dalam kotak baru, memperhatikan kucing itu mengendus dan menggosok-gosokkannya sampai kotak itu menjadi akrab sebagai miliknya.
Siklus itu terus berlanjut.
Bandung, 10 September 2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI