“Tubuhmu bau bangkai.”
“Jangan menghinaku. Lebih baik lubangi saja dinding ini agar ruangan sedikit terang.”
Dinding terlubangi. Ruangan remang. Terlihat benda menghitam. Di pojokkan.
“Sepertinya, makhluk itu saudaramu.”
“Aku tak punya saudara, Ben. Hanya kau satu-satunya yang kumiliki selama ini. Tak ada seorangpun yang tahu bahwa kita sesungguhnya berkawan baik.”
“Tubuhnya mirip denganmu. Hanya lebih hitam dan bau.”
Jempol Setan dekati benda. Di pojokkan.
“Ben... itu jempol yang mati!”
-oOo-
Fiksi Bersambung Lainnya || Grup FB Fiksiana Community
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI