Mohon tunggu...
Delisa Indah sari
Delisa Indah sari Mohon Tunggu... Mahasiswa

Main bola voli

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bayangan di Jendela Kamar

5 Juli 2025   16:59 Diperbarui: 5 Juli 2025   16:59 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input foto: Bayangan di Jendela (Kredit/Google)

Ia memberanikan diri membuka jendela. Kosong. Taman gelap, hanya ada beberapa semak kecil. Tak ada bekas siapa pun berdiri di sana.

Dengan tubuh gemetar, Tiara menutup jendela dan mengunci rapat. Ia mencoba tidur meski rasa cemas masih menghantuinya.

Pagi harinya, Tiara menceritakan kejadian itu pada tetangganya, Bu Sinta, yang tinggal di rumah sebelah. Wajah Bu Sinta langsung pucat.

"Kamu lihat bayangan di jendela?" tanya Bu Sinta dengan suara bergetar.

Tiara mengangguk.

Bu Sinta lalu bercerita bahwa lima tahun lalu, seorang pemuda bernama Jaka tinggal di rumah itu. Ia sering duduk di taman malam-malam dan berdiri di depan jendela yang sama, menatap langit sambil melamun. Suatu malam, Jaka ditemukan tewas gantung diri di pohon dekat jendela itu. Sejak itu, pemilik rumah sebelumnya pindah. Dan sejak Tiara pindah, ini pertama kalinya bayangan itu muncul kembali.

Tiara hanya bisa terdiam. Malam itu, ia kembali menatap jendela yang sama. Dan dalam bisikan pelan, ia berkata:

"Kalau kau ingin damai, pergilah. Jangan ganggu aku lagi."

Dan anehnya, sejak malam itu... bayangan itu tak pernah muncul lagi.

Kesimpulan:
Cerpen ini mengangkat kisah misterius tentang sosok bayangan yang muncul di jendela. Campuran antara ketakutan, misteri masa lalu, dan keberanian membuat cerita ini penuh ketegangan namun tetap memiliki unsur penyelesaian emosional.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun