Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Merajut Agama, Budaya, dan Lingkungan dalam Pertunjukan Seni

29 Juni 2022   08:02 Diperbarui: 29 Juni 2022   08:03 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para alim-ulama, perangkat desa dan warga membaur jadi satu. Dok. penulis

Pertunjukan kolosal malam ini ditutup dengan kehadiran Gus Jaddin dari TPQ Al-Ghofilin yang membacakan puisi tentang hakekat kehidupan manusia yang harus terus berlandaskan ajaran-ajaran ketuhanan dan nilai-nilai luhur budaya. Diiringi para penampil, Gus Jaddin mengajak warga untuk menanamkan energi positif dalam bermasyarakat, berbangsa, dan berbudaya sembari terus memperjuangkan keberlanjutan lingkungan hidup. Itulah jalan kehidupan yang sudah sepatutnya diperjuangkan dengan riang gembira.

Pembacaan puisi oleh Gus Jaddin dari Al-Ghofilin. Dok. penulis
Pembacaan puisi oleh Gus Jaddin dari Al-Ghofilin. Dok. penulis

Seluruh rangkaian pertunjukan penutup KSBW, sebagaimana disampaikan Gus Baiquni dalam sambutan, menunjukkan bahwa antara agama dan budaya tidak harus dibenturkan. Para agamawan dan pelaku seni-budaya harus terus membuat karya bersama yang menandakan kemenyatuan keduanya. Bumi Lojejer dengan rangkaian KSBW yang ditutup oleh pertunjukan kolosal ini bisa menjadi titik awal bagi Jember untuk terus memperjuangkan kemenyatuan agama dan budaya dengan karya-karya kreatif yang membahagiakan. 

Nilai religiusitas-kultural-ekologis yang dihadirkan dalam karya bersama itulah yang diharapkan bisa terus menumbuhkan dan memperkuat kesadaran untuk menjalani kehidupan yang semakin modern tanpa harus mengabaikan ketuhanan dan kebudayaan serta terus menjaga lingkungan hidup.

Figur Burung Garuda di Balai Desa Lojejer tampak dari kejauhan seperti menjadi saksi pertunjukan kolosal. Dok. penulis
Figur Burung Garuda di Balai Desa Lojejer tampak dari kejauhan seperti menjadi saksi pertunjukan kolosal. Dok. penulis

Bagi saya, yang mengikuti rangkaian KSBW dari awal hingga akhir, pernyataan Kepala Desa Lojejer yang mengatakan bahwa even ini akan menjadi agenda tahunan desa sungguh sangat membahagiakan. Mengapa? Karena Pemdes Lojejer sudah berani memutuskan program kerja-kerja kreatif dalam menyebarluaskan pentingnya nilai agama, budaya, dan lingkungan dalam kehidupan manusia. Biarlah spirit figur Burung Garuda di bagian atas depan Balai Desa Lojejer yang akan terus membersamai niat luhur tersebut.

Selanjutnya, even KSBW ini juga bisa diarahkan menjadi aktivitas wisata budaya dan wisata minat khusus yang dikelola pemdes dan warga masyarakat sehingga merekalah yang akan mendapat keuntugan kultural dan ekologis sekaligus keuntungan ekonomi yang berkelanjutan. Begitulah impian kecil saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun