Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Merajut Agama, Budaya, dan Lingkungan dalam Pertunjukan Seni

29 Juni 2022   08:02 Diperbarui: 29 Juni 2022   08:03 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para alim-ulama, perangkat desa dan warga membaur jadi satu. Dok. penulis

Memang itu bukan pekerjaan mudah, tetapi bukan berarti tidak mungkin. Apa yang dibutuhkan adalah kesungguhan dan keseriusan untuk terus berbuat kebajikan yang berdampak luas kepada masyarakat, bangsa, dan lingkungan. Sudah seharusnya kita belajar ke para santri yang harus berlatih serius penuh kesabaran untuk bisa menyuguhkan sendratari Roro Jonggrang Bandung Bondowoso, meskipun mereka sehari-hari juga harus belajar agama.

Kehadiran Gus O'ong Faturahman, pengasuh Kebun Sanggar Bermain (KSB) Mumbulsari Jember yang juga ayah angkat penyanyi religi Opiek, semakin menghangatkan suasana malam. Lelaki gondrong yang pernah berguru lama di Bengkel Teater Rendra ini membawakan puisi "Dari Warga Lojejer untuk Presiden Joko Widodo dari warga Lojejer." 

Dengan suaranya yang menggelegar, Gus O'ong mempertanyakan posisi warga di ujung selatan Jember dalam peta Indonesia. Ketika Pemkab Jember dan Pemprov  Jawa Timur kurang mempedulikan aspirasi warga warga dan pelaku seni, maka menyampaikan puisi kepada Presiden adalah sebauh pilihan. Diksi "warga Lojejer" sejatinya merepresentasikan banyak warga Indonesia yang suara dan kepentingannya tidak banyak didengar oleh penguasa. 

Termasuk keinginan mereka untuk hidup bahagia, menikmati suburnya tanah, mengirup udara yang sehat, dan menghayati keragaman budaya. Yang tidak kalah penting adalah keinginan warga Lojejer agar Watangan tidak ditambang dan dihancurkan karena bisa berbahaya untuk kehidupan mereka.

Adegan Caplokan. Dok. Agus Murdock
Adegan Caplokan. Dok. Agus Murdock

Suguhan berikutnya adalah pertunjukan Leak dan Caplokan Jaranan. Dengan rancak gamelan yang mengiringinya para pemain Leak dan Caplokan dari Kelompok Jaranan Citra Budaya Desa Lojejer menyemarakkan panggung dengan gerakan-gerakan atraktif mengikuti empat penjuru mata angin, dilengkapi permainan lampu yang menandakan ketegangan. 

Leak dan Caplokan merepresentasikan nafsu angkara murka manusia yang ingin menguasai semua yang ada di alam, sepert hutan dan segala isinya. Hutan yang begitu baik kepada manusia pun rusak. Tanaman endemik yang banyak dimanfaatkan oleh satwa dan manusia pun hilang dari muka bumi. 

Adegan Leak. Dok. Agus Murdock
Adegan Leak. Dok. Agus Murdock

Akibatnya, satwa pun masuk ke kawasan pemukiman warga untuk mencari makanan. Adegan Can-macanan Kaduk (tiruan macan yang terbuat dari tali rapiah dan dimainkan oleh satu atau dua pemain) dari Kelompok Seni Putra Sakti Pakusari Jember menandakan  betapa kehidupan satwa hutan benar-benar terancam karena kerakusan manusia. 

Hal ini tentu sudah berjalan lama, sejak era kolonial hingga saat ini. Harimau Jawa (Macan Gembong) yang dulu banyak terdapat di kawasan hutan Jember selatan perlahan tapi pasti tinggal dongeng. Kerusakan demi kerusakana, kepunahan demi kepunahan, pada akhirnya akan membayakan kehidupan manusia itu sendiri.

Semua itu menunjukkan bahwa kehidupan bernegara dan berbangsa sudah semakin jauh dari nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara. Adegan tari lima Burung Garuda yang kebingungan menyimbolkan semakin terkikisnya nilai luhur bangsa yang disepakati para pendiri Republik dalam kehidupan masa kini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun