Â
Karunia ini dibagi dalam dua kelompok. Pertama ialah bahasa-bahasa yang dikenal di dunia. Hal ini terjadi pada peristiwa Pentakosta saat "penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya" (Kis 2:4). Para Rasul tidak mengerti bahasa yang mereka ucapkan tetapi dimengerti oleh orang-orang lain yang berasal dari daerah-daerah bahasa itu (lihat Kis 2:7-11). Kelompok kedua ialah bahasa-bahasa yang sama sekali tidak ada di dunia. Paulus mengetahui adanya keuda kelompok bahasa ini ketika ia menulis: "Sekaipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat ..." (1 Kor 13:1). Paulus menyebut bahasa manusia dan bahasa malaikat yang bukan berasal dari dunia ini. Isi bahasa Roh terkadang pujian bagi Allah dan terkadang nubuat.
Â
2.9 "Karunia untuk menafsirkan bahasa Roh"
Â
Karunia ini membuat seseorang mampu menafsirkan segala sesuatu yang diucapkan dalam bahasa yang tidak dikenal kepada jemaat. Baik orang yang mengucapkan bahasa Roh itu sendiri maupun orang lain, yang mendengar, dapat menerima karunia penafsiran. Menafsir itu berbeda dengan menerjemahkan. Menerjemahkan menggunakan jumlah kata-kata yang hampir sama dengan yang dicupakan dalam bahasa asing. Sementara menafsir ialah dengan menggunakan kata-kata yang lebih banyak atau sebaliknya kurang dari apa yang diucapkan dalam bahasa lain.
Â
Karakteristik Teologi Karismatik
Â
Gerakan Karismatik ialah gerakan yang hadir di dalam Gereja. Meskipun awalnya gerakan ini berasal dari Gereja Pentekosta, namun Gerakan ini tidak membentuk suatu Gereja yang baru. Gerakan ini lebih akrab disebut sebagai kelompok atau persekutuan yang tidak terpisah dari Gereja asal mereka. Baik dalam Gereja Katolik, Protestan, Pentakosta, Metodis, Luteran dan sebagainya memiliki kelompok Karismatiknya masing-masing.
Â