Salah satunya adalah melihat tong setan yang menyajikan atraksi sepeda motor di sebuah tong raksasa. Meski sedikit ngeri karena khawatir si pengendara terlempar dari motor yang ia lajukan dengan sangat kencang, permainan tersebut cukup menghibur, apalagi penonton kiri-kanan bersorak setiap kali pengendara melakukan atraksi.
Saya senang bisa memberi kesempatan anak saya melihat dan menikmati beragam permainan tradisional yang kerap saya nikmati saat kecil. Apalagi melihat dia berinteraksi dengan beberapa pengunjung sebaya yang juga naik permainan tersebut. Rasanya seperti kembali ke masa-masa dulu, jauh sebelum era digital seperti saat ini.
Saat berkunjung ke pasar malam itu, ada satu permainan yang tidak saya coba, yakni kincir raksasa atau bianglala. Bukan apa-apa, kok rasanya saya takut ya melihat bentangan rantai yang melilit satu persatu kotak yang diisi setiap pengunjung tersebut. Takut jatuh, apalagi saya memang agak paranoid dengan ketinggian.
 [caption caption="Dokpri/Komidi Putar."]

AJANG MEMBELI MAINAN ANAK DENGAN HARGA TERJANGKAU
Selain permainan tradisional yang ditawarkan, saya menyukai pasar malam karena menawarkan beragam mainan anak dengan harga terjangkau. Mainan yang ditawarkan memang mainan sederhana tanpa merk terkenal seperti yang dijual di pusat perbelanjaan – sebagian besar malah mainan tradisional yang dibuat dari bambu.
 [caption caption="Dokpri/Ada yang menjual perlengkapan rumah tangga juga."]

Namun mainan yang dikemas cantik dengan harga yang berkisar Rp5 ribu hingga Rp10 ribu tersebut cukup membetot minat pengunjung. Tak sedikit pengunjung yang pulang membawa istana yang dibuat dari kardus, atau malah alat dari bambu yang dikemas warna-wani dan bisa mengeluarkan balon. Ah, jadi ingin ke pasar malam lagi! Salam Kompasiana! (*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI