Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berwisata di Pasar Malam Batam

8 Februari 2016   12:18 Diperbarui: 8 Februari 2016   13:02 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiga petugas tersebut tidak hanya memutar agar ombak banyu tersebut oleng ke kiri dan kanan, namun juga bergelantungan di antara pengunjung yang naik wahana tersebut. Saat pengunjung semakin mengeratkan pegangan ke palang besi yang disediakan karena takut terjatuh, petugas malah berdiri diatas senderan pengunjung sambil memperagakan seremoni tertentu.

 [caption caption="Dokpri/Ombak Banyu."]

[/caption]

Penasaran dengan sensasi yang ditawarkan, saya dan anak nekat memberi karcis seharga Rp10 ribu untuk satiap pengunjung. Meski sedikit dag, dig, dug, karena ingat pengalaman waktu kecil yang sempat minta turun saat naik wahana tersebut, saya mencoba memberanikan diri. Pikir saya, kapan lagi mencoba menikmati permainan pasar malam di Batam.

Saya yang takut ketinggian sedikit gemetar saat harus menaiki tangga yang dipegangi oleh petugas secara manual. Sempat terlontar protes dari saya, mengapa ombak banyu tersebut tidak dikebawahkan dulu sehingga pengunjung tidak perlu susah payah naik ke atas. Petugas yang memegangi tangga hanya melihat saya selintas, setelah itu ia buru-buru menggendong anak saya dan mendudukannya disamping saya.

Ombak banyu tersebut ternyata tak seseram yang saya bayangkan. Mungkin karena efek bocah disamping saya yang malah tergelak-gelak setiap kali wahana tersebut oleng ke kiri-kanan dengan ekstrim. Apalagi petugas yang memutar wahana itu juga iseng, menjatuhkan setiap sandal yang digunakan oleh setiap pengunjung.

Puas menikmati sensasi ombak banyu, saya dan anak mencoba komidi putar. Permainan tersebut sepertinya menjadi wahana favorit pengunjung. Ada dua lapis antrian yang harus saya lalui sebelum bisa menikmati carrousel tradisional itu. Bila tidak melihat antuasiasme anak saya, rasanya ingin menyerah menunggu antrian hingga 14 menit ditengah angin yang bertiup cukup kencang.

 [caption caption="Dokpri/Suasana pasar malam di Sei Panas, Batam."]

[/caption]

WISATA ALTERNATIF UNTUK ANAK

Pasar malam sepertinya bukan hal yang baru di Batam. Ada beberapa titik di Kota Batam yang menawarkan wisata sejenis. Beberapa waktu lalu saya sempat melihat pasar malam di perbatasan wilayah Batam Centre-Nongsa, Seraya, dan Bengkong Al-Jabar yang mau ke arah Batu Ampar.

Saya sangat tertarik untuk berkunjung ke pasar malam, namun entah mengapa selalu saja tidak sempat untuk berkunjung. Hingga akhirnya, ada salah satu pasar malam yang dibuka di sebrang SPBU Sei Panas. Bila diukur-ukur,mungkin jaraknya hanya sekitar 500 meter dari perumahan yang saya tinggali.

Berbekal rasa kangen akan masa kecil, akhir Januari 2016 lalu saya menyempatkan diri berkunjung ke pasar malam tersebut. Tak puas hanya sekali kunjungan, Sabtu (6/2) saya kembali berkunjung ke pasar malam itu. Saya masih penasaran untuk mencoba beberapa permainan yang belum sempat dicoba pada saat kunjungan pertama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun