Mohon tunggu...
Disisi Saidi Fatah
Disisi Saidi Fatah Mohon Tunggu... Blogger

Cendekia Al Azzam - Penyuka warna biru yang demen kopi hitam tanpa gula | suka mengabadikan perjalanan melalui tulisan untuk dikenang di kemudian hari | Suka Buku dan Film

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

PDKT: Antara Baper, Gede Rasa, dan Ending yang Gak Jelas

29 Juli 2025   09:25 Diperbarui: 29 Juli 2025   09:25 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah gak sih kamu ngerasa kayak lagi jalan di lorong gelap, cuma dikasih senter kecil yang baterainya setengah mati? Nah, kurang lebih itulah rasanya PDKT menurut aku. Kayak… kita lagi nyoba deketin seseorang, tapi nggak tahu ujungnya ke mana. Bisa jadi bahagia karena jadian, bisa juga malah jadi asing kayak dua orang yang gak pernah kenal.

Aku pernah ada di fase itu — fase deg-degan setiap lihat notifikasi masuk, berharap itu dari dia. Fase mikir keras: dia balas chat pakai emoji senyum, artinya apa ya? Suka juga gak ya? Atau cuma ramah aja?

Dulu sih kita nyebutnya “gebetan”. Tapi sekarang, anak-anak Gen Z lebih akrab bilang “crush”. Kedengerannya lebih manis, ya? Tapi rasa bingungnya tetap sama.

PDKT: Seru tapi Bikin Stres

Ada masanya aku PDKT sama seseorang, dia temen satu sekolah. Awalnya nyambung banget, sering ngobrol, bercanda, bahkan kadang dia suka cerita hal-hal pribadi. Dari situ aku mulai baper — dan ya, GeeR tingkat dewa. Rasanya kayak: "Yakin deh, dia juga punya rasa."

Tapi eh, makin lama kok malah makin menjauh? Komunikasi mulai hambar, jarang balas, dan akhirnya… lost contact. Nggak ada penjelasan, nggak ada pamit. Cuma… selesai. Gitu aja.

Mungkin di situlah salah satu jebakan PDKT: kita merasa udah deket, tapi ternyata cuma kita yang merasa begitu. Kita lupa kalau komunikasi intens belum tentu tanda suka. Bisa aja dia cuma nyaman, tapi gak ada niat bawa itu ke arah hubungan yang lebih.

Batas Tipis Antara “Serius” dan “Santai”

PDKT itu tricky banget. Kalau terlalu bersemangat, takut dibilang lebay. Tapi kalau terlalu santai, nanti dikira nggak niat. Di situ letak dilema terbesarnya. Kita harus peka ngatur intensitas, tapi juga butuh kejelasan. Sayangnya, nggak semua orang mau atau bisa kasih kejelasan.

Ada juga tipe orang yang emang cuma pengen ditemani ngobrol, biar hari-harinya gak sepi. Gak niat jadian, apalagi nikah. Dan jujur aja, itu nyakitin banget kalau kita udah kadung berharap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun