Mohon tunggu...
Ciswoto Febryanto
Ciswoto Febryanto Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

Saya mahasiswa prodi pendidikan jasmani sekolah dasar FIK UNNES.

Selanjutnya

Tutup

Roman

PDKT Saat KKN : Ketika Progja Menyatukan Hati.

28 Juli 2025   08:50 Diperbarui: 28 Juli 2025   08:35 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kuliah Kerja Nyata (KKN) sering dipandang sebagai momen pengabdian mahasiswa kepada masyarakat. Namun, di balik seragam lapangan dan jadwal padat, ada kisah tak terduga yang muncul: PDKT, alias pendekatan, yang perlahan tumbuh di antara kerja sama dan kebersamaan.

Selama kurang lebih dua bulan hidup bersama di desa, mahasiswa bukan hanya belajar soal sosial kemasyarakatan, tapi juga soal perasaan. PDKT saat KKN bukan fenomena baru. Intensitas kebersamaan, tantangan di lapangan, dan waktu yang dihabiskan bersama menciptakan ikatan emosional yang terkadang berkembang menjadi lebih dari sekadar rekan satu tim.

> Tumbuh Karena Terbiasa

Hari-hari KKN dipenuhi dengan rapat, gotong royong, dan kegiatan bersama warga. Dari sinilah semua bermula. Ada yang awalnya cuek, lalu perlahan jadi perhatian. Ada yang awalnya hanya teman diskusi, lalu tiba-tiba jadi teman cerita.

Banyak mahasiswa menyadari bahwa perhatian kecil sering meninggalkan kesan. Misalnya, ketika seseorang rela berbagi jas hujan saat cuaca tak menentu, membantu angkat galon saat bersih desa, atau sekadar menanyakan, "Udah makan belum?" di tengah padatnya jadwal. Momen-momen sederhana inilah yang sering memunculkan rasa nyaman.

> PDKT di Tengah Progja: Antara Sinyal dan Sinyal-Sinyalan

PDKT saat KKN punya ciri khas. Tidak bisa terlalu frontal, apalagi lebay. Semua dilakukan natural, di sela kerja bareng. Banyak yang memulai pendekatan dengan humor receh saat rapat, berbagi makanan saat istirahat, atau menolong diam-diam lalu pura-pura "nggak sengaja".

Namun, di balik semua itu, para mahasiswa tetap berusaha menjaga sikap. Mereka tahu, meski ada rasa suka, KKN bukan ajang cari pacar. PDKT dilakukan dengan batasan, dengan tetap menjaga kekompakan tim dan nama baik kampus.

> Profesionalisme Dulu, Perasaan Belakangan

Meski benih perasaan tumbuh, profesionalisme tetap menjadi kunci. Banyak mahasiswa memilih menyimpan rasa dan menunggu hingga KKN usai, untuk menghindari drama yang bisa merusak suasana tim.

Ada juga yang menjadikan KKN sebagai ajang mengenal lebih dalam, tanpa harus buru-buru menyatakan perasaan. Karena mereka percaya, kalau memang jodoh, setelah KKN pun akan tetap terhubung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun