Mohon tunggu...
Christine Gloriani
Christine Gloriani Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Pembaca yang belajar menulis

Pembaca yang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Eksperimen Cinta 8, Salah Paham

8 Januari 2019   09:27 Diperbarui: 8 Januari 2019   10:28 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keesokan harinya saat aku sedang sibuk membaca novel di wattpad, tiba-tiba pintu terbuka dengan keras. Jesi memasuki ruang rawat inapku dengan dagu terangkat, membuatnya terlihat semakin angkuh.

"Menyedihkan sekali melihatmu terbaring di sini tanpa daya. Kamu pasti tidak tahu kabar terbaru kan? Sayang sekali waktu itu kamu tidak mau menerima tawaran taruhanku. Kalau iya pasti aku bisa memaksamu untuk benar-benar menjauhi Elang untuk selamanya." Jesi tersenyum sinis.

"Berhubung kamu beberapa hari ini tidak datang ke kampus maka aku dengan senang hati membawa kabar baik padamu. Aku dan Elang sudah kembali menjadi sepasang kekasih. Aku harap kamu patah hati sepatah-patahnya dan makin parah tu sakit jadi seminggu kedepan masih belum muncul di kampus." Jesi menyumpahi aku.

Sakit hati? Jelas sakit rasanya karena mendengar kabar ini. Sumpah Jesi mulai terasa nyata. Kepalaku pening, tubuhku gemetar hingga harus memeluk tubuhku sendiri untuk meredakan getarannya.

"Kamu tahu kapan tepatnya kita jadian? Siang ini, jam satu tepat di rumahku. Elang datang dengan membawa buket bunga yang besar dan juga sebuah kotak cokelat kesukaanku. Romantis bukan? Dia juga memberi kalung ini." Jesi memamerkan kalung dengan liontin berbentuk hati. 

Aku melirik jam dinding yang terletak di atas tv led tepat di depanku, sekarang jam setengah dua. Cepat sekali proses jadian mereka. Cara Elang nembak Jesi mainstream banget, mungkin karena Jesi juga orang yang mainstream alias bukan orang yang spesial jadi tidak layak diperlakukan secara berbeda. Fix, aku iri sekaligus cemburu dengan Jesi.

"Hentikan kebohonganmu dan segera keluar dari sini!" bentakku. Berharap semua ini hanyalah sebuah kebohongan. 

"Kenapa aku harus diusir? Aku kan hanya menyampaikan kabar baik saja. Berbagi kebahagiaan, lebih tepatnya." 

"Lebih tepatnya berbagi kebohongan." Kemunculan Elang membuat Jesi terkejut.

"Elang. Aku melakukan ini untuk mempermudahmu mendekatiku kembali. Agar Elok tidak menganggu kita." Jesi mengubah sikapnya menjadi cewek kalem yang lembut dan berjalan mendekati Elang. Dia sungguh pintar berakting, aku menggelengkan kepala tak habis pikir dengan kelakuan Jesi.

"Aku ingatkan sekali lagi kalau kita sudah tidak ada hubungan. Sama sekali tidak ada niat untuk kembali padamu. Lupakan semua dan segera pulang." Elang membuka pintu lebar-lebar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun