Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Pelajaran dari Paralimpiade Tokyo, Soal Diskualifikasi Medali Emas Muhammad Ziyad Zolkefli dan Amuk Netizen Malaysia

6 September 2021   20:54 Diperbarui: 7 September 2021   16:16 3374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Atlet tolak peluru Malaysia di Paralimpiade Tokyo 2020, Muhammad Ziyad Zolkef, berhasil meraih medali emas tetapi dicabut oleh Komite Paralimpiade Internasional. Foto: AP PHOTO/EUGENE HOSHIKO via KOMPAS.com 

Tidak berhenti dengan protes semacam itu, pihak Malaysia dikabarkan telah mengajukan banding resmi kepada penyelenggara. Keputusan resmi terkait protes tersebut akan diumumkan dalam waktu dekat, setelah dibahas dalam pertemuan CDM (chef de mission).

Salah alamat

Pihak penyelenggara tampaknya sadar akan reaksi keras warganet Malaysia di media sosial. Hanya saja, Spence tak menyangka serangan yang mereka terima begitu kasar.

Salah satu hal yang disayangkan adalah tidak sedikit komentar itu menyasar pihak-pihak tak bersalah. Tim Paralimpiade Ukraina adalah salah satu korban salah alamat warganet Malaysia.

Mestinya reaksi itu terkait substansi kontroversi dan mengarah kepada penyelanggara yang menganulir pencapaian atlet mereka.

"Maafkan saya. Aturan adalah aturan. Keputusan itu sudah diambil. Bukan kesalahan Ukraina bahwa orang Malaysia itu terlambat," ungkap Spence.

Kejadian seperti ini sebenarnya bukan pertama kali dialami tim Malaysia. Awal tahun 2019, Komite Paralimpiade Internasional (International Paralympic Comitte atau IPC) mediskualifikasi atlet Malaysia dari Kejuaraan Para Renang Dunia karena sikapnya terhadap atlet Israel.

Spence bersaksi, reaksi yang dierima IPC saat itu pun serupa.

Akhirnya, kita patut bertanya diri. Mengapa netizen begitu mudah terpancing untuk memberikan reaksi di luar kewajaran? Apakah karakter seperti ini sudah menjadi bagian dari dinamika sosial media dewasa ini? Bagaimana bila kita berada di pihak yang mendapat serangan tak berdasar itu?

Di sisi lain, bagaimana aturan semestinya dalam hal-hal seperti ini? Apakah keterlambatan ke "call room" adalah alasan sustansial, sementara para atlet tetap diperkenankan bertanding? 

Patut diingat, ini adalah perhelatan bagi para atlet berkebutuhan khusus. Semestinya aturan-aturan dibuat secara jelas, logis, dan sekiranya tetap ada ruang pemahaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun