Seseorang yang sering diterpa homesick disarankan tinggal di homestay. Dampaknya akan mengobati rindu akan suasana rumah.
Homestay tidak hanya untuk pekerja atau pelajar dalam waktu lama. Wisatawan asing lebih suka memilih homestay. Selain dapat menghemat pengeluaran juga alasan suasana rumah yang tidak membosankan.
Apakah di homestay kita dapat menyewa beberapa hari saja? Paling tidak 7 hari menetap, tapi pemilik akan ketat menanyakan keperluan tamu terlebih dahulu.
Di homestay ini pula, saya mengenal Ajeng, wanita asal Surabaya ini tinggal selama kontrak kerja dengan perusahaan retail di Balikpapan.
Ajeng yang hobi memasak makanan Jawa ini, menjadi tumpuan saya bersantap di akhir pekan. Bila akhir pekan tiba, pasti ia memasak. Suatu ketika saya minta dimasakan opor ayam. Rasanya persis asli sayur dari Surabaya.
Selain hubungan kekeluargaan dengan pemilik, satu hal yang penting kala penghuni yang kebanyakan perantau itu jatuh sakit.
Mba Narsih, asisten Bu Herman pasti melapor. Mereka dengan tulus hati membantu hingga sembuh.
Tinggal di homestay itu nyaman bagai di rumah sendiri asal sesama penghuni tunduk pada aturan. Karena suasana kekeluargaan inilah, kita pasti ketahuan menerima tamu tanpa seizin pemilik.
Jangan kuatir terlantar walau jauh dari keluarga. Terlebih pemilik homestay seperti Bu Herman dan Mba Narsih yang tulus hati siap membantu.
Ada bukit, ada rawa. Setiap tempat pasti berbeda. Ada tempat yang cocok, ada pula sebaliknya. Buang yang keruh, ambil yang jernih. Tinggal sementara menumpang di tempat orang, sama dengan memulai kebiasaan baru.