Halnya perlengkapan tidur termasuk sprei, selimut, sarung bantal, saya bawa sendiri. Bahkan pengharum cucian baju pun harus beraroma sama.
Seorang kawan, Ros berniat menyekolahkan anak tunggalnya Ray ke London. Ray memang cerdas dan tidak manja.
Suatu hari Ros berkisah awal kepergian Ray, sangat menyibukkan dirinya. Ray dilanda homesick, rindu akan keluarga dan suasana rumah.
Ros harus bulak balik ke London karena anaknya yang sering berpindah kamar di asrama itu.
Selang beberapa bulan, Ros membawa sprei, sarung bantal, bantal, selimut beserta gulingnya yang sengaja dibawa dari rumahnya.
Setiba di London, Ros memindahkan putranya ke homestay yang ia desain layaknya kamar di Bandung. Alhasil, Ray tak pernah berpindah-pindah tempat sejak tinggal di homestay hingga tuntas studi.
Homesick tidak hanya karena kangen keluarga, namun suasana di rumah menimbulkan kerinduan yang amat dalam. Bisa jadi karena di lingkungan baru tidak senyaman ketimbang di rumah. Di luar itu homesick karena meninggalkan kampung yang terlalu lama.
Mengalami homesick itu menyesakkan dada. Selama 3 bulan di Surabaya, setiap hari hanya menikmati pemandangan dari kamar ke kantor di hotel itu saja.
Waktu terasa lebih panjang dari kesepakatan semula yang hanya 2 bulan. Saya katakan pada atasan bule bahwa saya homesick, tidak bergairah bekerja serta kondisi kesehatan menurun.
Bandingkan bila tinggal di homestay, saya dapat melihat tanaman asri di pekarangan Bu Herman. Suasana rumahan memang tak dapat diciptakan walau tempat nyaman Anda sekarang lebih mewah dan mahal.