Mohon tunggu...
Ibnul Fadani
Ibnul Fadani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis | Pembaca | Atlet

Menulis adalah cara terbaik untuk berbicara tanpa diganggu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kumpulan Puisi dari Pendosa

8 Juni 2023   20:50 Diperbarui: 8 Juni 2023   21:05 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tersesat dalam Kegelapan.

Melangkah ke Lorong Gelap,

Dalam terjebak dosa, ku hanyut terbawa arus.
Jiwa terluka, hati rapuh, kelam yang tak berhenti.
Mengembara sendiri, merindu cahaya yang hilang,
Sinar kebenaran, tak kumengerti arahnya kemana.

Dulu, terang jalan kutapaki dengan hati penuh cinta,
Namun nafsu goda, kesombongan menghiasi batin.
Terperosok lemah, terjatuh dalam dosa yang menggoda,
Kini teringat masa indah, persimpangan jalan tak terhenti.

Cahaya berkelip, menusuk hati yang letih,
Kusadari dosa-dosa yang menghantui tidurku.
Mendung kelam menyelimuti matahari yang berseri,
Namun tetap ada harapan, memanggilku kembali.

Ingatan datang datang, menghampiri kesepian jiwa,
Rindu tulus memohon pengampunan-Nya.
Ragu menggelayut, namun tak ingin menyerah,
Menuju fajar, ku bangkit dari keterpurukan.

Kembali, kuharap melangkah di jalan yang benar,
Meninggalkan dosa, memeluk cinta dan belas kasihan.
Meski terjatuh, berjuanglah untuk bangkit,
Setiap langkah membentuk diri yang baru.

Hati pendosa berharap akan sinar pengampunan,
Menyerah pada kasih-Nya yang tak terhingga.
Tiada lagi kegelapan dalam hati yang berserah,
Ikutilah kisah hidupku, terangi jalan yang suci.

Dalam gelap, terasa sinar pagi terik,
Membuka lembaran baru, menemukan hati yang hilang.
Pendosa tak lagi tersembunyi, ia bangkit dari abu,
Mengharap ridha-Nya, dalam napas yang tak ternilai.

Hidup adalah perjalanan, tak ada yang sempurna,
Namun harap takkan pudar dalam hati yang tersesat.
Kembali ke jalan yang benar, bawa beban dosa,
Pendosa mengakui, kerinduan akan kasih pengampunan.

Ya Tuhan Yang Maha Penyayang dan Pemurah,
Terimalah pengakuan hati pendosa yang ingin pulang.
Sebagai titik awal, dalam perjalanan tanpa batas,
Menuju-Nya dalam gelap, rasakan terang-Nya yang kekal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun