Mohon tunggu...
Candra D Adam
Candra D Adam Mohon Tunggu... Lainnya - The Man From Nowhere

Pecinta Sepak Bola - Penulis (ke)Lepas(an)

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Hikayat Sepak Bola Wanita Indonesia: Dianggap Runtuhkan Akhlak, lalu Berjaya, dan Kemudian Redup

28 Januari 2022   01:10 Diperbarui: 29 Januari 2022   01:50 1792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas sepak bola putri Indonesia untuk Asian Games 2018. Foto: Antara

Pasang Budy Al Shodiq, dalam Skripsi yang berjudul Emansipasi Olahraga: Wanita dalam Sepakbola Indonesia Pada Masa Orde Baru di Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada, 2019. Menyebutkan bahwa Buana Putri terbentuk dari kelompok pemudi yang dulu memiliki sebutan RIC (Remaja Indonesia Club). Di dalamnya, terdapat atlet-atlet putri berbakat yang ada di wilayah Ibukota Jakarta.

Dan masih menurut Shodiq,  Buana Putri terbentuk berkat kemunculan tim sepakbola wanita sebelumnya, yaitu Putri Priyangan. Buana Putri adalah tim sepakbola wanita yang didirikan oleh Dewi Wibowo, istri dari pemilik perusahaan koran Bharata Yudha. Dewi Wibowo ini yang pada akhirnya menjadi ketua dari Liga Sepakbola Wanita (Galanita) atau BKSW (Badan Kerjasama Sepakbola Wanita)

Mencoba Mendobrak Budaya Patriarki

Perjuangan Mace, Dewi Wibowo, dan para pegiat sepak bola wanita lainnya di Indonesia bukan tanpa pertentangan, karena pada waktu itu sepak bola wanita masih sangat tabu dan dianggap melampaui fitrah perempuan.

Bahkan salah satu Surat Kabar Nasional, mengecam kegiatan Mace, Dewi, dan kaum Hawa lainnya yang bergelut di lapangan hijau, lewat headline yang berjudul "Sepak Bola Wanita Runtuhkan Akhlak".

Namun, para pegiat sepak bola wanita saat itu tak bergeming dengan hujatan dan cacian yang meluncur liar kepada mereka. Seperti sebuah lumut yang didera air hujan terus menerus, hujatan-hujatan tersebut justru merangsang tumbuhnya aktifitas sepak bola wanita di berbagai daerah di Indonesia.

Kemudian mulai muncul banyak tim sepak bola wanita di daerah lain seperti di Jakarta, Malang, Tegal, Surabaya, Ambon, dan berbagai daerah lainnya.

Jika dilihat lebih jauh lagi, kemunculan sepak bola wanita di dunia sejatinya tidak terlalu jauh dari kemunculan sepak bola yang dimainkan oleh kaum Adam. Pada 23 Maret 1895, sebuah pertandingan sepakbola wanita pertama terjadi di Lapangan Crouch End Athletic, Alexandra Park, London, yang mempertemukan Tim Utara dan Tim Selatan.

Pada waktu itu, di Inggris dan hampir semua wilayah di benua eropa, kebebasan perempuan dalam berpakain masih sangat terbatas. Sehingga Kedua Tim tidak bermain dengan kaos dan celana pendek seperti halnya sepakbola lelaki karena dianggap terlalu vulgar. Sebagai gantinya, mereka menggunakan blouse, topi dan celana baggy tiga-perempat yang lazim digunakan saat itu.

(Baca juga: "Paradoks" Belanda dalam Sejarah Sepak Bola Indonesia)

Kemunculan sepak bola wanita di dunia, yang berawal  dari eropa, juga tidak lepas dari hujatan banyak pihak yang masih terpengaruh dengan budaya patriarki. Sehingga saat itu, sepak bola wanita sempat gagal berkembang karena banyaknya anggapan bahwa sepak bola adalah olahraga yang keras, dan tidak pantas dilakukan oleh kaum perempuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun