Mohon tunggu...
Candra D Adam
Candra D Adam Mohon Tunggu... Lainnya - The Man From Nowhere

Pecinta Sepak Bola - Penulis (ke)Lepas(an)

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

"Paradoks" Belanda dalam Sejarah Sepak Bola Indonesia

14 Januari 2022   10:40 Diperbarui: 28 Januari 2022   03:52 5012
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim sepak bola Hindia Belanda di bawah Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB), bertanding di Manila pada 1934, dalam Far Eastern Championship Games ke-10. (Dok. KITLV Leiden, via twitter.com/mazzini_gsp)

Untuk mewujudkan cita-citanya itu, Soeratin mengadakan pertemuan dengan Para Tokoh Sepak Bola di Solo, Yogyakarta, dan Bandung. Pertemuan dilakukan dengan kontak pribadi secara diam-diam untuk menghindari sergapan Intelijen Polisi Belanda yaitu Politieke Inlichtingen Dienst (PID).

Kemudian, ketika mengadakan pertemuan di hotel Binnenhof di Jalan Kramat 17, Jakarta, Soeri, ketua VIJ (Voetbalbond Indonesische Jakarta), dan juga pengurus lainnya, mematangkan gagasan agar perlunya dibentuk sebuah Organisasi Sepak Bola Nasional.

Selanjutnya, pematangan gagasan tersebut dilakukan kembali di Bandung, Yogyakarta, dan Solo, yang dilakukan dengan beberapa Tokoh Pergerakan Nasional, seperti Daslam Hadiwasito, Amir Notopratomo, A. Hamid, dan Soekarno (Bukan Bung Karno). Sementara itu, untuk kota-kota lainnya, pematangan dilakukan dengan cara kontak pribadi atau melalui kurir, seperti dengan Soediro yang menjadi Ketua Asosiasi Muda Magelang.

Kemudian pada 19 April 1930, berkumpullah wakil dari Voetbalbond Indonesia Jacatra (VIJ), BIVB (Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond), Persatuan Sepak Raga Mataram (PSM Yogyakarta), Vortenlandsche Voetbal Bond Solo (VVB), Madioensche Voetbal Bond (VMB), Indonesische Voetbal Bond Magelang (IVBM), dan Soerabajasche Indonesische Voetbal Bond (SIVB).

Dari pertemuan tersebut, diambillah keputusan untuk mendirikan PSSI, singkatan dari Persatoean Sepak Raga Seloeroeh Indonesia. Nama PSSI lalu diubah dalam kongres PSSI di Solo pada 1930 menjadi Persatoean Sepak Bola Seloeroeh Indonesia, sekaligus menetapkan Ir. Soeratin sebagai Ketua Umumnya.

Ke 7 Bond pendiri PSSI ini kemudian bertransformasi menjadi Klub-klub Perserikatan setelah berdirinya PSSI. VIJ menjadi Persija Jakarta, BIVB menjadi Persib Bandung, PSM menjadi PSIM Yogyakarta, VVB menjadi Persis Solo, VMB menjadi PSM Madiun, IVBM menjadi PPSM Magelang, dan SIVB menjadi Persebaya Surabaya, dan ke 7 Klub ini masih eksis hingga kini. Namun, dari ke 7 Klub pendiri PSSI tersebut, ternyata tidak ada satupun yang menyandang gelar sebagai Klub Perserikatan Tertua di Indonesia.

Karena Klub Perserikatan Tertua, yang bahkan hingga kini masih eksis di Kompetisi Liga 1 Indonesia adalah PSM Makasar. Klub dari bekas Kota Ujung Pandang itu didirikan pada 2 November 1915, dengan nama awal Makassar Voetbal Bond (MVB). Sedangkan 7 Klub pendiri PSSI semuanya didirikan di era 1920-an.

Sebenarnya, selain ke 7 Klub pendiri PSSI tersebut, sangat banyak klub dari berbagai wilayah di penjuru Nusantara yang ingin menghadiri pembentukan PSSI di Yogyakarta. Namun banyak Klub terkendala masalah transportasi dan finansial hingga akhirnya kesulitan untuk hadir. Akhirnya, hanya tujuh klub yang bisa hadir dalam pertemuan kala itu, itulah gambaran yang dituliskan di buku Sepak Bola Perjuangan (PSSI 1930-1940): Melawan Penjajahan dari Lapangan Hijau.

Dan pada akhirnya, jika kita mau lebih objektif dalam melihat dan mencerna Sejarah, maka kita pun harus menerima "Paradoks" Belanda sebagai bekas Penjajah Kita. Di satu sisi, Belanda yang dulu pernah menjajah kita, memang meninggalkan kenangan yang begitu pahit nan penuh luka di tubuh Ibu Pertiwi ini.

Namun di sisi yang lain, Belanda sebagai Negara Penjajah juga meninggalkan banyak "Warisan" yang hingga kini tetap diteruskan dan dirawat di Negeri Katulistiwa ini. "Warisan" yang hingga saat ini tetap "terawat" dan akan selalu abadi, salah satunya adalah Sepak Bola. Mau tidak mau, jika kita lebih Objektif dalam memandang Sejarah, Belanda memang punya jasa yang tidak sedikit dalam memperkenalkan dan membuat Fondasi dalam "Konstruksi" Sepak Bola di Indonesia.

Sepak Bola, yang di era sekarang sudah banyak melakukan Modernisasi dan bahkan berkembang  pesat menjadi sebuah Industri tersendiri, memang punya pengaruh yang cukup signifikan di berbagai bidang. Baik di Ekonomi, Sosial, Politik, dan bahkan Budaya. Tak dipungkiri lagi, Sepak Bola lewat berbagai macam Modernisasi-nya, telah mampu menyapu bersih kesenjangan Sosial dan diskriminasi yang ada di Masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun