Mohon tunggu...
Mohammad Fahrul Ilham
Mohammad Fahrul Ilham Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi 23107030060 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Seseorang yang memiliki minat besar di dunia olahraga dan entertainment-nya, serta bertekad kuat untuk berkarir sukses di bidang tersebut.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Asal Usul "Poznan Dance", Selebrasi Ikonik dalam Sepak Bola

8 Maret 2024   18:12 Diperbarui: 8 Maret 2024   18:18 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selebrasi Poznan dari beberapa suporter tim sepakbola (Sumber: Libero.id). 

Sepakbola telah menjadi olahraga terpopuler yang digemari oleh warga dunia. Tak hanya menyuguhkan momen-momen dramatis, namun sepakbola juga menyajikan pertunjukkan ikonik dari pemainnya itu sendiri atau bahkan dari para pemain ke-12 yakni para suporter. Bila para pemain memberikan hiburan melalui skill-skill mereka di atas lapangan, maka untuk para suporter akan menyajikan aksi berupa dukungan yang mereka berikan dari atas tribun. Salah satu aksi ikonik yang kerap kali dipraktekkan dari suporter sepakbola adalah "Poznan Dance".

Apa itu The Poznan Dance? 

The Poznan Dance yang disebut juga dengan 'Le Grecque' merupakan bentuk gerakan perayaan yang melibatkan para suporter yang berdiri dengan punggung menghadap lapangan, tangan dan bahu saling berdampingan sambil menyanyikan secara serempak lagu favorit mereka. Gerakan ini biasanya dilakukan dengan diiringi lompatan-lompatan kecil sehingga membentuk satu kesatuan seperti ombak di atas tribun. 

Selebrasi ini biasanya dilakukan oleh para suporter ketika tim mereka mencetak gol atau juga ketika mereka mendominasi permainan. Hal ini dilakukan untuk mengejek tim lawan sembari bermaksud menyombongkan bahwa tim mereka sangat bagus dalam permainan. 

Sejarah Selebrasi Poznan? 

Selebrasi Poznan ini biasanya dilakukan oleh para pendukung City untuk mempermalukan pendukung lawannya. Mereka sudah melakukan selebrasi ini sejak tahun 2010. Hal tersebut bermula ketika pada tanggal 21 Oktober 2010 Ettihad Stadium kedatangan tamu sebuah klub Polandia, Lech Poznan, pada laga UEFA Europa League. Di laga itu, para pendukung tim tamu melakukan selebrasi yang sudah mereka lakukan sejak tahun 1961 ini meski timnya kalah 1-3 dari tim tuan rumah.

Pertemuan itu ternyata jadi momen tak terlupakan bagi para pendukung City. Menurut mereka, hal yang dilakukan pendukung Poznan itu merupakan hal terbaik yang pernah dilakukan pendukung tim tamu di Ettihad Stadium. Mereka terkesan dengan gemuruh suara, organisasi gerakan, dan kreativitas para pendukung Poznan tersebut.Mereka pun mulai meniru tarian tersebut pada beberapa kesempatan. Dimulai dari kemenangan 2-0 melawan West Bromwich Albion beberapa minggu setelah pertandingan melawan Lech Poznan. Kemudian mereka melakukannya lagi pada babak tiga Piala FA melawan Leicester City.

Selebrasi Poznan ini pun mulai mewabah di liga Inggris. Cardiff City adalah salah satu tim yang menirukan selebrasi Poznan pada laga kandangnya, termasuk saat Cardiff City mengalahkan Citizen 3-2 pada Agustus 2013.

Selebrasi ini sebenarnya lebih dulu dilakukan oleh klub Australia, Western Sydney Wanderers, yang menamai mereka The Red and Black Bloc. Mereka melakukannya saat pertandingan pertama mereka yang berlangsung di Sydney pada tahun 1880. Setelah itu, beberapa stadion di dunia mulai menirukan gerakan yang menyerupai gelombang air tak beraturan ini.

Dari liga Skotlandia, suporter Glasgow Celtic pun melakukan gerakan serupa selebrasi Poznan. Namun mereka menamai gerakan tersebut dengan sebutan The Huddle karena The Huddlea tak memiliki keterkaitan dengan tarian ala Poznan. Mereka saling merangkul satu sama lain dan membelakangi lapangan sambil meneriakkan Lets Do The Huddle!. The Huddle yang pertama kali dilakukan pada 2009 ini lebih ditujukan untuk memperingati momen di mana Tony Mowbray, pelatih Celtic saat itu, yang memperkenalkan gerakan merangkul pemain lain sambil melingkar sebelum pertandingan dimulai ketika ia masih berstatus sebagai pemain Celtic pada tahun 1991-1995.

Selanjutnya, selebrasi ini pun mulai merambah ke tanah Spanyol, tepatnya dilakukan oleh para pendukung Deportivo Alaves. Sejak lama, mereka telah merayakan sebagian besar gol dengan variasi Poznana. Mulai tahun 2014, setidaknya mereka akan merayakan dengan cara berdiri dengan punggung menghadap ke lapangan dan bahu-membahu menyamping melompat di tribun. Hal serupa juga dilakukan oleh pendukung klub Denmark Copenhagen dalam beberapa tahun terakhir. Mereka merayakan kemenangan tim mereka dengan variasi The Poznan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun