Mohon tunggu...
Candra D Adam
Candra D Adam Mohon Tunggu... Lainnya - The Man From Nowhere

Pecinta Sepak Bola - Penulis (ke)Lepas(an)

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

"Paradoks" Belanda dalam Sejarah Sepak Bola Indonesia

14 Januari 2022   10:40 Diperbarui: 28 Januari 2022   03:52 5012
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim sepak bola Hindia Belanda di bawah Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB), bertanding di Manila pada 1934, dalam Far Eastern Championship Games ke-10. (Dok. KITLV Leiden, via twitter.com/mazzini_gsp)

Selanjutnya, NIVB diangkat sebagai salah satu Anggota FIFA pada 15 April 1924, dan untuk kemudian disahkan sebagai Anggota Resmi pada 24 Mei 1924. Kemudian dalam perjalanannya, jumlah Bond (Perserikatan) yang bergabung kedalam NIVB meningkat setiap tahunnya.

Di kemudian hari, konflik dan kebangkrutan yang terjadi di dalam tubuh NIVB, memunculkan pergolakan diantara para Anggotanya. Konflik ini bermula pada 16 Mei 1932, ketika NIVB mengadakan pertemuan di Surabaya dan mengangkat Willem van Buuren, seorang Notaris dari Surabaya, sebagai Presiden NIVB menggantikan Dijk Veenman. Willem yang merupakan mantan Presiden Federasi Batavia (WJVB) dan juga mantan Presiden Klub Vios Meester Cornelis, kemudian memindahkan kepengurusan NIVB ke Surabaya.

Konflik dalam tubuh NIVB sendiri semakin membesar bak bola salju, setelah VBO (sebelumnya bernama WJVB) dengan tegas menolak perubahan sitem Kompetisi Stedenwedstrijden. Stedenwedstrijden mengharuskan setiap klub bermain di Partai Kualifikasi dalam Liga Mini Daerah, sebelum mendapat kesempatan untuk maju ke Babak Final Kompetisi yang berisi 4 tim pemenang di Liga Mini Daerah. VBO pun akhirnya mundur dari kompetisi ini pada 10 Desember 1933.

Dan pada rapat umum NIVB di Bandung 23 Desember 1933, NIVB memutuskan untuk membekukan VBO. Hanya Federasi dari Buitenzorg (Bogor) yang tidak mendukung pembekuan ini dalam votingnya, sementara Federasi Sukabumi memilih untuk Abstain. Pada akhirnya, Sukabumi juga memilih untuk ikut mundur dari NIVB dan membuat kompetisi antar kota tandingan pada 31 Maret 1934, bersama VBO dan Bandoeng Voetbal Unie (BVU). 

Bandoeng Voetbal Unie (BVU), merupakan Federasi tandingan dari Federasi resmi Bandung yang diakui oleh NIVB, yaitu Bandoeng Voetbal Bond (BVB). Beberapa Federasi lain seperti VSO Semarang, dan bahkan BVB Bandung, ikut menyusul untuk mengundurkan diri dari NIVB. Hingga bulan Juni 1935, hanya tinggal 5 anggota Federasi kota, yaitu Surabaya , Malang, Yogyakarta, Solo, dan Tegal di dalam keanggotaan NIVB.

Pada saat bersamaan, dibentuklah Federasi Sepak Bola Regional bernama West Java Voetbal Federatie (WJVF). WJVF kemudian mengadakan kompetisi Stedenwedstrijden di Batavia, bersama Federasi Batavia (VBO) dan Surabaya, yang diwakili oleh Soerabajasche Voetbal Unie (SVU), SVU sendiri merupakan federasi tandingan dari Surabaya. Selain WJV, VBO, dan SVU, Bandoeng Voetbal Bond en Omstreken (BVBO) yang merupakan hasil penggabungan antara BVB dan BVU, juga ikut bergabung.

Pada kompetisi ini, VBO, SVU, BVBO, Buitenzorg, dan Sukabumi, membentuk Nederlandsch-Indische Voetbal Unie (NIVU). Kemudian pada dua minggu setelah pembentukan NIVU, SVB dan SVU ikut bergabung di dalamnya. Dan seluruh klub SVU kemudian kembali berada di bawah SVB yang telah menjadi anggota NIVU. Lalu pada akhir Juli 1935, NIVB resmi dibubarkan dan digantikan dengan NIVU.

Teddy Kessler dan Leo Lopuisan, diangkat menjadi Ketua pertama dalam Induk Organisasi Sepak Bola Hindia Belanda yang ke dua ini.  NIVU kemudian secara resmi bergabung dan diakui sebagai anggota FIFA pada bulan Mei 1936. Keanggotaan NIVU sendiri tidak hanya sebatas Federasi-federasi dari Pulau Jawa, namun mencakup hampir seluruh wilayah dan Pulau di Hindia Belanda.

Kemudian setelah peresmiannya, NIVU juga memperkenalkan Format kompetisi baru di Persepakbolaan Hindia Belanda waktu itu. Format Kompetisi dengan sistem Promosi dan Degradasi, di mana tim terakhir harus melalui Kualifikasi untuk bertanding di Stedenwedstrijden tahun berikutnya.

Tercatat, sejak 1914 hingga 1950, di Hindia Belanda sendiri Turnamen antar Perserikatan (Bond) sudah banyak digelar. Ada sebanyak 29 kali Gelaran Turnamen antar Perserikatan yang digelar, baik ketika sebelum era NIVB hingga di era NIVU dan ISNIS.

Dari 29 kali Gelaran Turnamen antar Perserikatan ini, Voetbalbond Batavia en Omstreken (VBO) adalah peraih Gelar Juara terbanyak yaitu 12 kali. Peraih Gelar Juara terbanyak ke dua adalah Soerabaiasche Voetbal Bond (SVB) dengan Raihan 11 kali Gelar Juara. Di urutan ke tiga ada Voetball Bond Bandoeng en Omstreken (VBBO) dengan Raihan 3 Gelar. Sedangkan di tempat ke empat dengan Raihan 1 kali Gelar Juara, adalah Voetbalbond Semarang en Omstreken (VSO) dan Voetball Bond Blitar (VBB) serta VDDO.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun