Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola yang sedang belajar berkebun di desa transmigrasi. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet, juga menulis cerita silat di aplikasi novel online.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Sejarah Curacao, Calon Lawan Indonesia di FIFA Matchday September 2022

21 September 2022   18:22 Diperbarui: 24 September 2022   13:46 1336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fans timnas Curacao mengibarkan bendera negaranya di tribun. FOTO: Twitter/CuracaoFootball

PERNAHKAH muncul pertanyaan begini di dalam benak: jika dulu Indonesia diberi nama Hindia Timur alias Dutch East Indies, adakah daerah jajahan Eropa lain yang dinamai Hindia Barat atau Dutch West Indies? Kalau ada, di manakah letaknya?

Semasa masih SMP, saya sempat berpikir British India-lah yang menyandang nama tersebut. Bukankah India terletak di sebelah baratnya Indonesia. Maka masuk akal jika Indonesia adalah East Indies dan India adalah West Indies.

Namun ternyata pikiran saya itu salah. Begitu masuk SMA, saya mempelajari jika perusahaan Inggris yang menguasai wilayah anak benua Hindustan tersebut menamai dirinya sebagai The East India Company (EIC).

Artinya, bagi para penjelajah Eropa masa itu daratan India masih termasuk bentangan East Indies juga. Dan memang demikianlah adanya, sebagaimana terkonfirmasi dari beberapa referensi. Miisalnya pada laman ensiklopedi daring Britannica.

Hindia Timur adalah pulau-pulau yang membentang di sepanjang kedua sisi Khatulistiwa, di antara daratan Asia di sisi utara-barat dan Australia di sisi selatan. Demikian Britannica mendefinisikan East Indies (sumber).

Jika kita mengetik kata kunci "where is East Indies" di Google, pada hasil pencarian akan muncul gambar peta yang menunjukkan Asia Selatan dan Asia Tenggara. Terdapat bagian yang diarsir untuk menunjukkan itulah wilayah East Indies.

Wilayah tersebut meliputi India dan seluruh kawasan Asia Tenggara. Bahkan hingga Papua New Guinea dan sisi utara Australia, juga sisi selatan daratan Tiongkok (dari barat hingga ke timur). Semuanya adalah East Indies.

Jadi, di manakah West Indies berada?

Benar sekali, jawabannya adalah Kepulauan Karibia. Curacao yang timnas sepak bolanya bakal melawan Indonesia, 24 September 2022 mendatang, merupakan bekas bagian sebuah teritori yang pada masa lalu dikenal sebagai Dutch West Indies. Hindia Barat.

Koloni Belanda

Sama halnya Indonesia, Curacao juga eks koloni Kerajaan Belanda. Sama halnya Nusantara pula, adalah orang Spanyol yang mula-mula merambah daratan Curacao dan pulau-pulau lain di sekitarnya. Alonso de Ojeda menjadi orang Eropa pertama yang datang ke Curacao pada 26 Juli 1499.

Awalnya Kerajaan Spanyol menguasai Curacao sebagai daerah jajahan. Namun tanah di sana dianggap tidak berguna, sehingga kemudian Curacao hanya dijadikan sebagai jembatan menuju Amerika Selatan. Sampai kemudian pelaut Belanda datang.

Momen kedatangan Belanda ke Curacao seolah lanjutan kemelut Perang 80 Tahun (Belanda: Nederlandse Opstand) di Belgica, di mana bangsa Belanda ingin membebaskan diri dari cengkeraman Kerajaan Spanyol.

Sesuai sebutannya, perang ini berlangsung dalam rentang 1566-1648. Tepatnya selama 82 tahun. Dalam perang tersebut, Belanda berhasil lepas dari Kerajaan Spanyol pada 1581.

Lalu West India Company (WIC) dibentuk pada 1621. Perusahaan ini mengirim armada untuk menjelahi kawasan Karibia, sehingga memicu pergesekan dengan kekuatan Spanyol yang telah lebih dulu menetap di sana.

Pada 1633, satu kapal Spanyol menghancurkan pemukiman milik West India Company di Sint Maarten. Sebagai balasan, WIC mengincar Curacao sebagai tempat baru mereka. Artinya, mereka harus memerangi pasukan Spanyol di sana.

Itulah yang terjadi setahun berselang. Admiral Johann van Walbeeck memimpin penaklukkan Curacao dan mengusir orang-orang Spanyol keluar pulau. Semenjak itulah Curacao jadi daerah jajahan Belanda.

Bedanya, bangsa Indonesia memilih merdeka pada 1945 dan melepaskan diri sepenuhnya dari Kerajaan Belanda, dengan keluar dari Uni Indonesia-Belanda pada 1956. Sementara Curacao memilih sikap berkebalikan.

Setia pada Ratu

Meski Ratu Wihelmina menjanjikan kebebasan pada orang-orang di tanah jajahan, Curacao memilih tetap setia. Sampai sekarang Curacao merupakan bagian dari Kerajaan Belanda, salah satu dari 4 constituent countries.

Kalau ada yang berubah, maka itu hanyalah status kedaulatan Curacao sebagai sebuah teritori. Bukan lagi koloni, melainkan negara yang setara dengan constituent countries lainnya. Termasuk dengan Belanda sebagai negara induk dalam Kerajaan Belanda.

Sebelum itu, Curacao adalah bagian dari sebuah teritori yang dinamai The Colony of Curacao and Dependencies (Belanda: Kolonie Curaao en onderhorigheden). Nama yang menegaskan kedudukannya, yakni wilayah koloni alias tanah jajahan.

Pembentukan daerah koloni ini dilakukan usai penandatanganan Perjanjian Anglo-Belanda pada 1814. Isi perjanjian tersebut mengesahkan pengembalian wilayah-wilayah jajahan Belanda, kecuali Cape Colony di selatan Afrika, yang direbut Kerajaan Britania Raya dari Prancis selama Perang Napoleon.

The Colony of Curacao and Dependencies terdiri atas Curacao, Aruba, dan Bonaire. Kota Willemstad di Curacao menjadi pusat pemerintahan.

Selain itu, Kerajaan Belanda juga membentuk The Colony of Sint Eustatius and Dependencies. Terdiri atas Sint Eustatius, Sint Maarten dan Saba, dengan ibu kota Oranjestad di Sint Eustatius.

Kedua wilayah koloni tadi adalah bagian dari Kerajaan Belanda, bersama-sama negeri Belanda, Suriname, juga Hindia Timur alias Indonesia kini. Namun hanya Belanda yang berstatus negara merdeka, sedangkan tiga lainnya adalah negara jajahan.

Pada 1845, The Colony of Sint Eustatius and Dependencies dibubarkan. Seluruh anggotanya masuk ke dalam The Colony of Curacao and Dependencies. Lalu terjadi pergantian nama menjadi Netherlands Antilles atau Antillen Belanda pada 1948.

Seturut diterbitkannya sebuah piagam kerajaan yang diteken Ratu Juliana pada 15 Desember 1954, status kedaulatan Antillen Belanda berubah. Lebih tepatnya naik derajat, sebab wilayah tersebut menjadi setara dengan negara Belanda di Eropa sana.

Status sama diperoleh Suriname pula berkat piagam tersebut. Dengan demikian, Kerajaan Belanda terdiri atas tiga negara berkedudukan setara: Belanda, Antillen Belanda dan Suriname.

Namun pada 25 November 1975 Suriname memilih menjadi sebuah republik independen yang lepas dari Kerajaan Belanda. Sedangkan Antillen Belanda berkurang anggotanya ketika Aruba memisahkan diri pada 1 Januari 1986.

Dari Koloni Jadi Country

Ingin seperti Aruba, aspirasi untuk menjadi sebuah negara sendiri bermunculan di seantero Antillen Belanda sejak 1990-an. Beberapa kali referendum digelar di masing-masing 5 wilayah yang masih bertahan.

Ada empat opsi yang ditawarkan dalam referendum tersebut. Dua di antaranya adalah menjadi negara otonom seperti Aruba atau memilih merdeka penuh seperti Suriname.

Menariknya, tidak satu pun dari 5 wilayah di Antillen Belanda memilih merdeka sepenuhnya. Warga Curaao dan Sint Maarten, misalnya, lebih suka mendapatkan status aparte, yakni memiliki kekuasaan otonom sebagai sebuah negara di dalam Kerajaan Belanda.

Warga Saba dan Bonaire memilih opsi hubungan yang lebih dekat dengan Belanda selaku negara induk. Adapun Sint Eustatius menjadi satu-satunya wilayah yang ingin tetap berada di Antillen Belanda.

Sesuai hasil referendum tadi, pada 10 Oktober 2010 status Curacao dan Sint Maarten ditetapkan sebagai sebuah negara otonom di dalam Kerajaan Belanda. Sedangkan Bonaire, Saba dan Sint Eustatius menjadi daerah-daerah khusus yang masuk ke dalam wilayah seberang laut negara Belanda.

Dengan demikian Antillen Belanda pun resmi bubar sejak itu. Di ranah sepak bola, FIFA menunjuk Curacao sebagai ahli waris semua catatan timnas Antillen Belanda sepanjang 1958-2010.

Sejarah sepak bola Curacao sendiri tidak kalah panjang. Mulai dari terbentuknya Curacaose Voetbal Bond (CVB) pada 1921, melebur menjadi Nederlands Antilliaanse Voetbal Unie (NAVU) pada 1941, hingga kemudian membentuk Federashon Futbol Korsou (FFK) sejak mendapat status negara otonom pada 2010.

Namun kita bahas soal sepak bola tersebut di tulisan selanjutnya saja. Di sini saya batasi menjadi sejarah Curacao sebagai sebuah negara, eks jajahan Kerajaan Belanda yang dulu bernama Hindia Barat.

Bukan bermaksud meromantisasi era penjajahan, tetapi bolehlah dibilang pertandingan timnas Indonesia vs Curacao pada 24 September 2022 nanti adalah pertemuan antara Hindia Timur melawan Hindia Barat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun