Seperti apa beda rasa dan tampilannya? Mudah-mudahan kelak saya dapat menggambarkan perbedaannya pada artikel lain.
Lantas, bagaimana hasilnya jika rasa gurih rujak berpadu dengan rasa gurih dan segar?
Setelah mengaduk isian mangkuk, saya mencicipi sesendok kuah. Wow, wow ...., lidah mencecap gabungan rasa gurih menyegarkan yang agak kental. Cairan cenderung pekat ini terbentuk berkat kacang goreng dihaluskan, yang bergabung dengan kuah soto.
Rasanya, bukan seperti dobel gurih (gurih soto + gurih rujak cingur), melainkan rasa enak sekali --tidak pernah saya cecap sebelumnya-- yang membuat lidah menari-nari bahagia.
Menyantap Rujak Soto di desa Martajasah, Kabupaten Bangkalan adalah pengalaman mencecap rasa gurih tidak membosankan. Membuat lidah berjoget-joget gembira menerima tunjangan, eh, rasa baru yang sangat enak tak terlupakan.
Menurut saya, harga Rujak Soto Rp18.000 semangkuk menjadi terlalu murah, untuk rasa yang terlalu mahal bagi lidah.Â
Menurut hemat saya, hidangan ini menjadi "keharusan" jika berkunjung ke Bangkalan. Rujak Soto dengan rasa unik yang sangat enak!
Ngemeng-ngemeng, terkabar bahwa di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur juga terdapat masakan khas Rujak Soto. Paduan rujak sayur dan soto daging (atau soto ayam dan ceker), yang rasanya juga menggoda.
Apa beda antara Rujak Soto Bangkalan dan Rujak Soto Banyuwangi? Nanti .... Nanti saya akan ke Banyuwangi, untuk menjajal rasa otentik Rujak Soto di sana. Sekarang, saya bertapa dulu agar kelak ...cliiing ...tiba-tiba muncul di Bumi Blambangan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI