Dengan berpikir positif, saya memperbaiki kualitas barang dagangan, membangun upaya pemasaran, dan mengembangkan pelayanan lebih baik kepada pembeli. Artinya, pola pikir baik itu meliputi:
- Keyakinan,
- Rencana jelas,
- Kemampuan beradaptasi dengan selera tamu,
- Ketekunan,
- Memandang kegagalan sebagai kesempatan belajar,
- Membangun jaringan,
- Fokus kepada pembeli,
- Mampu mengambil risiko.
- Di atas segalanya, mintalah segala sesuatu kepada-NYA agar dimudahkan dalam pencapaian keberhasilan usaha.
Lumayan kompleks, apalagi bila dijelaskan satu per satu kepada pemilik warung sederhana itu. Bisa menambah ruwet pikirannya setelah didera persoalan sepi pembeli.
Saya menunjukkan satu cara sederhana: "memancing pembeli" dengan membeli sepertiga porsi nasi, telur ceplok, tahu, dan semangkuk sayur bayam.
Sebagian pedagang menyebutnya "penglarisan" alias pembeli pertama barang dagangan. Mereka berpikir, itu permulaan bagus Biasanya, mereka mengibaskan uang diterima ke barang dagangan. Meyakini bahwa pembeli berbeda akan berdatangan.
Pola pikir (mindset) positif! Secara tidak langsung saya tularkan kepada pemilik warung sederhana di atas.
Takada hal ajaib. Hanya ada pikiran positif dalam usaha. Saya tunjukkan melalui kegiatan "memancing pembeli", dengan membeli sepertiga piring nasi berikut lauk dan sayurnya serta kopi.
Saya tidak mengantarkan teori hebat tentang bisnis kuliner, tetapi menumbuhkan pikiran positif dengan cara bersahaja. Harapannya, pemilik warung sederhana di atas menubuhkan keyakinan dan menabahkan diri dalam berusaha.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI