Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Kisah Naik KRL Jadul Sebelum Era Jonan

25 Januari 2022   06:00 Diperbarui: 25 Januari 2022   06:03 1616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penumpang memadati atap gerbong KRL Jadul jurusan Bogor-Jakarta (KOMPAS/WAWAN H PRABOWO)

Saya bertanya kepada gadis tersebut. Bibir mungil yang tersenyum kecut berbisik lirih, ia sedang menahan pipis. Dengan sigap saya menawarkan diri untuk membebaskannya dari derita.

Toilet di stasiun kecil itu terlihat agak jauh, dengan perkiraan tidak bakal nyaman digunakan oleh gadis lemah, juga lembut, tersebut. Satu-satunya jalan, saya membawanya ke rumah warga di samping pagar stasiun. Waktu itu akses menuju stasiun bisa dari mana saja. Termasuk melalui permukiman.

Lega. Menunggu kira-kira setengah jam KRL beringsut. Sang gadis pelajar SMA turun di stasiun Depok Lama. Tersenyum manis.

Saya melanjutkan perjalanan dengan senyum-senyum sendiri, mengenang pertemuan singkat penuh makna. Maklum, sebagai bujangan jomlo persuaan menyenangkan itu menghadirkan getaran di dada.

Mendadak saya tepok jidat! Muncul kesadaran yang amat disesali.

Mengapa tidak bertanya nama dan alamatnya? Rasanya tidak rugi, jika berkesempatan mengantarkan dengan selamat sampai rumahnya, bukan? Ah...!

Begitulah suka duka menaiki KRL sebelum dibenahi oleh Ignatius Jonan dari sejak tahun 2009.

Terinformasi bahwa sampai saat ini KRL merupakan alternatif angkutan massal yang murah dan cepat bagi banyak orang. Itu menjadi tujuan utama.

Oleh karenanya, rencana kenaikan tarif KRL --berapa pun itu---akan membebani para pengguna. Sebagian mempertimbangkan untuk beralih ke alat angkut yang relatif murah dan cepat. Naik sepeda motor adalah satu pilihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun