Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Kisah Naik KRL Jadul Sebelum Era Jonan

25 Januari 2022   06:00 Diperbarui: 25 Januari 2022   06:03 1616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penumpang memadati atap gerbong KRL Jadul jurusan Bogor-Jakarta (KOMPAS/WAWAN H PRABOWO)

Beragam Penumpang

Pada jam sibuk, KRL dipadati oleh para pegawai (kantoran maupun toko) serta anak kuliahan dan sekolahan. Di antaranya bervariasi jenis penumpang, termasuk copet.

Di luar waktu itu, selain mereka yang berangkat siang, berjejal pula pedagang perantara. Di sekitar stasiun Kota Bogor berjajar toko grosir sepatu dan sandal. Agar mudah dimobilisasi, karung-karung alas kaki kodian itu ditumpuk dekat pintu gerbong.

Bertambah dengan tumpukan jambu biji setelah melewati stasiun Cilebut dan Bojonggede. Tumpukan karung itu bisa beragam, selain sepatu/sandal dan jambu. Mereka akan menjual barang dagangan, mulai di Pasar Minggu hingga tempat perdagangan lain di Jakarta.

Cepat

Tentu saja. Kereta api merupakan jenis kendaraan prioritas di jalan darat. Dengan itu KRL tidak bakal mengalami kendala macet. Perjalanan dari stasiun Bogor ke stasiun Kota di Jakarta ditempuh dalam waktu sekitar 2 jam. Dalam keadaan sekarang bisa 1,5 jam.

Artinya, 2 hingga 2,5 jam perjalanan dengan KRL masih jauh lebih cepat dibanding alat transportasi darat lain.

Mogok

Nah ini kelemahan KRL zaman old. Beberapa kali mengalami KRL saya ditumpangi mogok. Satu petang kereta berhenti sangat lama, hampir 2 jam, di stasiun Pondok Cina, Depok. Tempat perhentian yang sepi.

Sebagian penumpang enggan menunggu lama beralih ke mobil angkot menuju tujuan akhir. Sebagian tetap setia. Keluar dari gerbong pengap demi menghirup udara segar dan mengisap asap rokok.

Tinggal saya, para wanita yang ingin duduk, dan segelintir penumpang pria pulas. Duduk di sebelah seorang pelajar SMA yang cemas. Kian lama kian gelisah. Wajah manisnya pucat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun