Mohon tunggu...
Bryanita Azizah Mioza
Bryanita Azizah Mioza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta - 20107030041

NIM 20107030041

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Lagi Banyak Pikiran? Ini Tips Mengatasi Overthinking

23 Maret 2021   14:36 Diperbarui: 23 Maret 2021   15:20 1135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Sering kali kita bertanya-tanya tentang masa depan kita akan jadi seperti apa. Atau bahkan takut terjadi hal-hal lain ketika kalian hendak melakukan sesuatu.  Ya...walaupun ketika kalian sudah menjalaninya, dan hal-hal yang kalian pikirkan atau yang kalian cemaskan itu tidak terjadi, tapi masih saja kalian terus membayangkannya. Padahal masalah masa lalu dan masa depan bukan dari bawah kontrol diri kita. Akan tetapi, karena kita selalu memikirkan hal-hal itu, akhirnya kalian berpikir bahwa diri kalian jauh lebih buruk dari kondisi realitas saat ini. Nah, ketika yang ada di dalam pikiran kalian adalah penyesalan dari masa lalu, maka pada akhirnya kalian menciptakan berbagai macam skenario yang mungkin gagal kita alami di dalam realita yang membuat kita menjadi overthinking soal masa lalu.

Disini kita akan membahas overthinking tentang kejadian masa lalu, karena kesalahan di masa lalu yang akhirnya membuat kalian menyesal dengan keputusan-keputusan yang kamu ambil sebelumnya.

Apakah pikiran seperti ini normal? Lalu, bagaimana cara menguranginya?

Nah, di sini ada penjelasan dari video yang saya tonton disalah satu channel youtube Satu Persen Indonesian Life School, disitu di jelaskan bagaimana tips mengatasi overthinking.


Tapi sebelum membahas kesana, kita harus tau apa sih overthinking itu?

Dikutip dari (alodokter.com) Overthinking adalah istilah untuk perilaku memikirkan segala sesuatu secara berlebihan. Hal ini bisa dipicu oleh adanya kekhawatiran akan suatu hal, mulai dari masalah sepele dalam kehidupan sehari-hari, masalah besar, hingga trauma di masa lalu, yang membuat kalian tidak bisa berhenti memikirkannya.

Hal tersebut dapat dilihat dari konsep Counterfactual Thinking. Apa itu Counterfactual Thinking?

Secara bahasa Counterfactual artinya kontras dari hal yang terjadi (kebalikannya), seperti skenario "what if" atau "kalau saja". Counterfactual Thinking membahas tentang bagaimana realitas kehidupan kita atau bahkan masa lalu yang mungkin berbeda dengan realitanya.

Dilansir dari (psychology.iresearchnet.com) Pemikiran ini berfokus pada bagaimana masa lalu atau masa kini yang bisa jadi berbeda. Pikiran ini biasanya dipicu oleh kejadian negatif yang menghalangi tujuan dan keinginan seseorang. Pikiran Counterfactual memiliki berbagai efek pada emosi, keyakinan, dan perilaku, dengan penyesalan menjadi emosi yang paling umum dihasilkan. 

Jadi, ketika kita berpikir "kalau saja" atau "seandainya", itu sebenarnya kita sedang mengekspresikan pikiran-pikiran yang Counterfactual. Apakah ini wajar? Sebenarnya, Counterfactual Thinking ini normal dan kita memang membutuhkan pemikiran kontrafaktual dalam kehidupan kita sehari-hari. Counterfactual Thinking ini dapat membantu kita dalam berbagai hal, mulai dari mengelola tingkah laku, mempertimbangkan sesuatu, membentuk mindset baru agar diri kita berkembang. Bahkan, Counterfactual Thinking ini dapat membuat kamu merasa nyaman dengan diri sendiri. Tapi, Counterfactual Thinking ini dapat juga menjadi masalah jika terus kalian lakukan dan akan menjadi penyebab kalian overthinking. Tidak menutup kemungkinan juga akan membuat kalian larut dalam penyesalan yang akan mengganggu keseharian kalian.

Menurut salah satu ahli Psikolog Neal J. Roese, efek kontras dari pikiran kontrafaktual dapat mempengaruhi emosi dan penilaian melalui efek kontras, yang didasarkan pada penjajaran realitas versus apa yang mungkin terjadi. Efek kontrafaktual pada emosi dan kepuasan ini adalah contoh prinsip psikologis yang diamati secara luas, yaitu efek kontras. "Efek kontras terjadi ketika penilaian dibuat lebih ekstrim melalui penjajaran beberapa jangkar atau standar" (Sherif & Hovland, 1961).

Juga dijelaskan di dalam buku yang berjudul "If Only : How to Turn Regret into Opportunity", ketika kalian memikirkan alternatif yang dapat kalian jalani lewat Counterfactual Thinking ini, kalian akan merasa kehilangan kontrol atas hidup kalian, sementara manusia adalah makhluk hidup yang merasa aman jika mereka punya kontrol. Jadi, jika kontrolfaktual ini tidak dikelola dan terus menerus dilakukan maka akan menyebabkan gangguan mental yang serius seperti gangguan kecemasan hingga depresi.

Bagaimana cara agar Counterfactual ini tidak mengarah ke dampak yang negatif?

1. Menerima apa yang telah terjadi dan melewatinya

Memang tidak mudah dan butuh waktu serta proses yang mungkin tidak sebentar. Tapi hal ini dapat membuat kita mencoba untuk berkembang di setiap harinya.

2. Menjadikan keputusan itu sebagai sarana kalian untuk belajar dan berkembang dari pada overthinking

Counterfactual Thinking ini dapat membantu kalian sebagai sarana belajar, kenapa? Karena dari situlah kita dapat belajar dari pengalaman kita yang sebelumnya. Baik yang positif maupun negatif, jika itu positif maka lanjutkanlah, begitu juga sebaliknya jika itu negatif maka tinggalkanlah.

Ada satu quotes yang menuliskan "ketika kamu menaruh usaha lebih untuk memikirkan, ("seandainya aku melakukan ini...") justru itu akan membawa efek bumerang, dimana kamu lebih merasa tidak mempunyai kontrol soal hidup kamu". Jadi, seakan-akan kalian tidak bisa mengontrol hidup kalian baik dari masa lalu, masa kini, hingga masa depan. Salah satu caranya yakni mengakui jika kita tidak punya kontrol akan masa lalu kita, begitu pula alternatif lain yang tidak bisa kita ambil walaupun sebenarnya itu bisa.

3. Belajar hal-hal praktikal yang bisa membantu mengurangi kebiasaan overthinking

Menurut saya kita boleh memikirkan suatu hal, tapi jangan sampai berlebihan hingga menimbulkan kecemasan atau jangan terlalu overthinking, karena secara kesehatan itu juga kurang baik, karena bisa saja kalian akan mengalami depresi. Overthinking adalah kebiasaan buruk yang segera harus dihindari. Kalian memiliki kuasa terhadap tubuh dan tentunya pikiran sendiri. Overthinking berada di dalam kepala, yang artinya kalian lah yang bisa menghilangkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun