Pada minggu pagi itu, bisingnya langkah kaki pengunjung mulai terdengar di pelataran Taman Mini Indonesia Indah (TMII).Â
Sementara banyak dari mereka datang untuk berswafoto di depan rumah adat, atau menonton parade seni, ada segelintir orang yang hadir dengan alasan yang lebih dalam, yaitu merawat, menampilkan dan menyampaikan kisah Nusantara.
Salah satunya adalah Rizki Novit Maulana (23). Ia sudah menjadi bagian dari tim koleksi Museum Indonesia sejak tahun 2023.
"Setiap benda yang ada disini adalah warisan budaya leluhur yang harus dirawat dan dijaga," ujar Rizki.
Tugasnya sebagai staf tim koleksi tidak sesederhana yang terlihat. Ia bertanggungjawab atas desain pameran, katalogisasi, pembersihkan artefak-artefak, hingga konservasi terhadap kain dan barang koleksi.Â
Museum Indonesia sendiri memiliki ribuan koleksi dari seluruh penjuru Indonesia, mulai dari senjata, tenun, topeng, hingga fosil manusia purba.
Dalam kesehariannya, terkadang ia berada di belakang museum mencatat dan mendokumentasi setiap artefak baru atau lama yang sedang atau ingin dipamerkan kedalam katalog museum. Sementara di hari lainnya, ia bekerja di bagian depan sebagai pusat informan yang bertugas memberi informasi dan mengawasi pengunjung museum.
Rizki sendiri berharap agar masyarakat Indonesia lebih taat aturan, dan menghargai serta mempelajari koleksi museum sebagaimana mestinya. Ia juga berharap agar para pengurus museum lebih semangat dalam bekerja.
"Mungkin masyarakat dapat lebih taat pada peraturan yang ada, jangan usil tangannya, karena demi menjaga koleksi museum dan demi kenyamanan bersama," harapnya seraya mengingatkan pengunjung dengan mikrofon.
Di sisi lain TMII, tepat di depan pintu masuk anjungan Lampung, dua pemuda-pemudi berdiri dengan anggun mengenakan pakaian adat Lampung, lengkap dengan sanggul dan biskap. Mereka adalah alya (17) dan ingki (18), siswa SMA yang didaulat oleh pihak TMII untuk menjadi duta adat di hari itu.