Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Benarkah Pok-pok, dan Parakang Itu Ada?

2 Oktober 2022   07:03 Diperbarui: 2 Oktober 2022   07:09 1214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan menuju kampung K saat bertugas (Foto Istimewa/RIDUANNOR | Dokumen pribadi

Aku merasakan aura mistis saat menatap rumah tersebut. Rumah itu pas jam 12.00 Wita, lampunya dipadamkan di bagian depan. Kesan angkernya sangat terasa. 

Rumah itu sebenarnya dihuni satu keluarga yang terdiri pasangan suami isteri, tiga orang anaknya satu prempuan dan satu anak laki-laki yang sudah remaja, dan satu anak-anak yang masih usia kelas 1 SD.

Aku ingin buru-buru pulang kerumah. Namun seakan kakiku terpaku, tidak bisa digerakkan. Makin di lawan seakan menguras energi yang luar biasa. Sehingga untuk bergerak selangkahpun tidak bisa. 

Apa yang akan terjadi?. lolongan anjing kian kencang. Ada puluhan anjing berlari di sekitar rumah tersebut. Aku hanya pasrah apa yang akan terjadi, sambil membaca doa di dalam hati. Minta perlindungan kepada Tuhan yang Maha pemilik segalanya.

Apapun makhluk yang nantinya akan kulihat, dari keributan yang diikuti lolongan anjing bersahut-sahutan. Anjing berlarian, semua menuju arah rumah tersebut. 

Tidak lama, yang mengerikan dan seumur-umur belum pernah kulihat, akhirnya terlihat juga. Dari jendela-jendela kecil yang ada diloteng rumah tersebut.

Bayangan yang tidak begitu jelas, melesat dari lubang-lubang jendela tersebut. Seperti kepala yang terbang, melayang-layang diudara. Ada sekitar 4 kepala terbang bersamaan, ketika jendela kecil di loteng rumah tersebut terbuka. 

Kepala-kepala itu terbang dengan cepat menuju kearah kampung yang pernah ku bertugas dulu. Lolongan anjingpun mengikutinya. bersahut-sahutan, hingga suara-suara anjing tersebut menghilang.

***

Suara hening kembali. Suara jangkrik malam-malam, terdengar satu-satu. Rumah yang kulihat itu seakan kosong, tidak berpenghuni. Dan senyap sama sekali. 

Keringat dingin membanjiri bajuku. Cepat-cepat aku bergegas pulang kerumah. Apa tadi yang kulihat. Apakah itu Parakang?, atau ini Kuyang. Atau hanya ilusi penglihatanku saja. Aku merasa kurang yakin dengan penglihatan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun