Setiap panen lada mereka menghasilkan lada yang berton-ton dikeluarkan dari kebunnya. Bahkan keluarga tersebut saat menurunkan ladanya sampai menjelang magrib karena sangking banyaknya.
Lada tersebut diangkut menggunakan sepeda, dan dibawa ke sungai.
Bila panen lada, anak sungai kecil yang ada dikampung ini, dipenuhi dengan karung-karung lada, yang direndam di air. Dari ujung keujung anak sungai isinya adalah karung lada. Sehingga air sungai berbau lada.
Air sungai dikampung ini tidak begitu dalam, hanya sampai dada orang dewasa dalamnya. Tapi tidak pernah kering, walaupun kemarau panjang. Konon anak-anak sungai yang mengalir di kampung K, bersumber dari mata air yang berada di tengah hutan.
Air yang mengalir di kampung K memang jernih, layaknya air mineral yang terdapat dipegunungan. Namun air sungai tersebut berebah keruh dan hitam bila musim warga kampung merendam lada di sungai.
***
Kedua suami isteri tersebut pulang kampung, konon menuntut ilmu hitam. Dengan perjanjian supaya bisa menjadi kaya raya. Mereka berputus asa dengan kehidupan miskin yang mereka rasakan bertahun-tahun selama ini.
Dari ilmu tersebutlah kata Pak M, mereka menjadi Parakang. Kata Pak M semua warga kampung yang tinggal disini mengetahunya. Dan menjadi rahasia umum, dan warga berjaga-jaga melindungi keluarga mereka dengan barang-barang yang ditakuti Parakang.
"Kalau bertemu Parakang, pukul sekuatnya menggunakan sapu lidi, sekeras-kerasnya, tapi cukup sekali", ujar Pak M yang diamini oleh isterinya.
"Kok bisa begitu Pak?," tanyaku penasaran.
"Pukulan cukup sekali, kalau kita pukul lagi, itu jadi obat. Maka Parakang itu kembali menjadi kuat, dan dengan mudah dia akan mencelakai kita" jelas Pak M.