Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pentingnya Sosialisasi Kurikulum Merdeka dengan Orangtua Siswa dan Komite Sekolah

14 Juli 2022   12:24 Diperbarui: 14 Juli 2022   17:58 10711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosialisasi Kurukulum merdeka (Dokpri)

Selain itu, ada dua mata pelajaran yang digabungkan menjadi satu yaitu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan ilmu pengetahuan Sosial (IPS) menjadi Ilmu pengetahuan Alam Sosial (IPAS).

Tujuannya adalah memicu anak dapat mengelola lingkungan alam dan sosial dalam satu kesatuan. Selain itu di Sekolah Dasar (SD), siswa masih berpikir kongrit/sederhana, holistik, dan komprehensif, namun tidak detail. 

Secara karakteristik, Kurikulum Merdeka adalah:

  1. Pembelajaran berbasis projek, yang mengedepankan pengembangan karakter siswa sesuai dengan profil pelajar pancasila
  2. Berpusat pada materi yang esensial, sehingga siswa mempunyai waktu yang cukup untuk belajar lebih berkenaan dengan kompetensi dasar
  3. Mempunyai sifat yang fleksibel bagi guru, melaksanakan pembelajaran terdiferensiasi disesuaikan dengan kemampuan siswa, menyesuaikan dengan konteks dan muatan lokal

Untuk di Sekolah Dasar (SD) dikenal dengan istilah fase. Ada 3 fase yaitu:

  1. Fase A untuk kelas 1 dan 2
  2. Fase B untuk Kelas 3 dan 4
  3. Fase C untuk Kelas V dan VI

Alokasi waktu Kurikulum merdeka (sumber : pendidikan.infoasn.id)
Alokasi waktu Kurikulum merdeka (sumber : pendidikan.infoasn.id)

Mengingat, adanya perubahan yang mendasar berkenaan struktur Kurikulum Merdeka, yang agak berbeda dengan Kurikulum 2013. 

Mengedepankan pembentukan karakter siswa, berupa keterampilan, dan penguatan projek  profil pelajar pancasila (p5), maka perlu sekolah mengundang orangtua murid dan komite sekolah.

Komunikasi dua arah sangat diperlukan, mengurangi mispersepsi antara guru dan orangtua siswa. Adanya kerja sama, serta dukungan yang berkelanjutan dari warga sekolah, yaitu guru, orangtua siswa, dan komite sekolah.

Terkadang, orangtua murid ketika pulang ke rumah, memeriksa buku-buku pekerjaan anak. Tugas atau Pekerjaan Rumah (PR), apa yang diberikan oleh guru untuk dikerjakan di rumah. Namun, tidak didapatkan tugas soal yang dikerjakan, secara teori. 

Namun, lebih mengarah tugas yang sifatnya Lembar Kerja Siswa (LKS), membuat sebuah keterampilan siswa berupa projek. Membuat, kerajinan tangan membuat topeng dari bahan kertas. 

Orangtua, yang tidak mendapatkan arahan, ataupun sosialisasi Kurikulum Merdeka, akan mengalami salah pemahaman. Mengapa tugas yang diberikan berupa kerajinan tangan, bukan mengerjakan tugas dalam bentuk tulisan, yaitu soal-soal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun