Aturan ketat rumah sakit yang melarang merokok membuatku merasa aman, setidaknya untuk sementara.
Aku membayangkan jika pria tersebut berada di rumah sakit lain tanpa aturan serupa, mungkin dia sudah menyelinap ke sudut kamar dengan sebatang rokok di tangan. Aku menggeleng pelan, tak habis pikir.
Pikiran itu membawaku pada sebuah ide. Bagaimana jika BPJS Kesehatan membuat kebijakan untuk tidak menanggung biaya pengobatan bagi perokok aktif?
Mungkin, jika mereka tahu betapa mahalnya harga kesehatan, mereka akan berpikir dua kali sebelum menyalakan rokok berikutnya.
Aku tahu usul ini mungkin terdengar keras, tapi melihat tingkah pria itu, aku merasa ini bisa jadi cara untuk membuka mata para perokok.
Kesehatan itu mahal, dan kebiasaan buruk seharusnya tidak terus dibiarkan merusak tubuh mereka, atau orang-orang di sekitar mereka.
Malam semakin larut, suara pria perokok itu memecahkan keheningan. "Suster besok pagi sudah boleh pulang, kan? Tanyanya ke suster yang datang memeriksa kondisinya.
"Ya, tapi setelah diurus surat izin pulang dulu," jawab suster sedikit kesal.
Aku menutup mata, berharap esok tubuhku lebih kuat. Di kamar Mawar ini, aku belajar satu hal: kesehatan adalah harta yang sering baru kita hargai saat ia mulai pergi.
Semoga, suatu hari, perokok lainnya menyadari hal yang sama. Salam sehat!Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI