Praktik langsung seperti program hidup minimalis di asrama atau komunitas.
Penjelasan:
Epithumia adalah bagian dari jiwa yang paling rentan terhadap korupsi. Tanpa pengendalian diri, keinginan akan harta, jabatan, dan pengakuan bisa menguasai seluruh hidup seseorang. Dalam pendidikan antikorupsi, bagian ini tidak dilenyapkan, tetapi dilatih agar tunduk kepada logos.
Program-program seperti pengelolaan keuangan pribadi, kampanye gaya hidup anti-konsumtif, atau puasa dari media sosial selama seminggu dapat menjadi bentuk konkret pendidikan epithumia.
Contoh Nyata:
Di sebuah pesantren modern di Jawa Barat, santri diberi tantangan untuk hidup satu bulan hanya dengan uang saku terbatas dan tidak membeli makanan di luar kantin. Dari pengalaman itu, mereka belajar bahwa kenikmatan sesaat tidak sebanding dengan nilai pengendalian diri dan ketahanan batin.
Paideia: Lebih dari Pendidikan, Sebuah Proses Pembentukan Jiwa
Model Paideia bukan hanya kurikulum, tetapi suatu cara hidup (bios). Ia menekankan bahwa manusia tidak dilahirkan menjadi warga negara yang baik, tetapi harus ditempa melalui pendidikan jangka panjang. Pendidikan anti-korupsi berbasis Paideia tidak bersifat instan. Ia menolak solusi pragmatis seperti hukuman berat sebagai satu-satunya jalan.
Platon dalam The Republic menegaskan bahwa keadilan akan muncul bila masing-masing unsur jiwa dan kelas sosial menunaikan perannya secara harmonis. Maka, pendidikan anti-korupsi ideal menempatkan proses pembelajaran sebagai pengawal keadilan, bukan sebagai instrumen ekonomi.
Integrasi Model Paideia ke Sistem Pendidikan Nasional
Penerapan model Paideia dalam pendidikan Indonesia membutuhkan langkah-langkah strategis:
Kurikulum Integratif:
Materi integritas, nalar etis, dan latihan pengendalian diri tidak berdiri sendiri, tetapi diintegrasikan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, Sejarah, PPKn, dan bahkan Matematika melalui pendekatan kontekstual.
Pelatihan Guru sebagai Teladan Moral:
Guru-guru diberi pelatihan kepemimpinan etis dan manajemen kelas berbasis karakter. Keteladanan menjadi pilar utama dari pembentukan thumos peserta didik.
Lingkungan Sekolah sebagai Miniatur Republik:
Sekolah menerapkan tata kelola yang transparan: pelibatan siswa dalam pengelolaan anggaran OSIS, pemilu internal yang bersih, serta sanksi terhadap praktik manipulatif.
Evaluasi Karakter Berbasis Refleksi:
Evaluasi siswa tidak hanya akademik, tetapi juga melalui portofolio etis, jurnal integritas, dan rekam pengalaman moral.