Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

4 Tindakan Preventif agar Kisah Cinta Tidak Berakhir dengan KDRT

14 Februari 2023   07:06 Diperbarui: 15 Februari 2023   18:28 952
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Freepik/Master1305 via Kompas.com

Seandainya saya hanya mengedepankan jodoh yang penting seiman, tetapi pria itu perokok, akan fatal akibatnya. Pastinya rumah tangga kami akan ribut setiap hari gara-gara rokok. 

Artinya, ketidakseimbangan dapat menyulut konflik. Konflik bisa muncul dari hal-hal kecil. Hal-hal kecil ini pula yang sering kali diabaikan saat pacaran. 

Akhirnya, hal -hal kecil ini menjelma menjadi masalah begitu menikah. Bila dibiarkan terus, konflik-konflik tersebut akan membesar. Dapat memicu KDRT baik fisik maupun mental. Terakhir, bisa berujung menghancurkan biduk pernikahan.

Seimbang disini bukan berarti harus sama persis, tetapi minimal tidak ada perbedaan yang mencolok. Diantaranya juga seimbang dalam hal visi misi dan dalam pandangan hidup. Termasuk juga seimbang dari sisi prinsip-prinsip dalam menjalani kehidupan.

Adanya keseimbangan antara dua orang dalam wadah pernikahan akan memperkecil konflik. Hal ini terjadi karena ada keselarasan dalam menjalani hidup. Arah biduk rumah tangga akan semakin jelas dengan adanya keseimbangan. 

Membuat kesepakatan

Sebelum menikah, saya banyak ngobrol dan diskusi dengan suami. Melalui obrolan dan diskusi, kami menyelaraskan visi dan misi kami ke depan setelah memasuki pernikahan. 

Dalam beberapa sesi obrolan kami juga membuat beberapa kesepakatan. Ide kesepakatan tersebut datang dari saya. Ide tersebut muncul karena saya tidak mau mengalami hal buruk dalam pernikahan saya. 

Salah satunya tentang kesetiaan. Sejak semula saya tegaskan bahwa saya hanya menginginkan pernikahan monogami. Hal ini seturut dengan ajaran iman percaya kami.

Jadi, no poligami, no poliandri, no divorce, dan tidak ada perselingkuhan dalam pernikahan. 

Saya nengajak suami untuk bersepakat dulu dengan hal tersebut. Ketika suami bersepakat, barulah kami melangkah lebih jauh. 

Banyak rumah tangga yang berujung pada KDRT karena ketidaksetiaan. Mulai dari kebiasaan suami yang suka "jajan", selingkuh, punya wanita simpanan, bahkan menikah lagi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun