"Tapi, apa?" tanya balik Edo. "Gua juga belum belajar buat ulangan besok. Kan jadi tambah repot jadinya."
Alex memandangi Edo.
Mesti ngomong apalagi dia?
@@@
Siang menjelang sore ini begitu cerah. Biar nggak terik, tapi tidak ada tanda-tanda sore dan seterusnya bakal meredup. Padahal kemaren malam sempat hujan deras mengguyur bumi. Mungkin karena hal itu pula hawa sekitar jadi terasa sejuk. Matahari yang dari pagi bertengger tidak bisa seenaknya gagah-gagahan memberi sinar terangnya. Seperti ada pelapis yang membuat sinarnya itu nggak langsung bisa mengenai kulit.
Dan, di waktu seperti ini, Edo sedang merenung di angkot. Sembari menunggu angkot berjalan karena ada lampu merah di depan, pikiran Edo menerawang kemana-mana. Penuhnya orang di dalam angkot tidak mengusik pikirannya yang sedang merenung tadi.
Mendadak ada dua orang anak kecil dan seorang dewasa memberi salam dari pinggir pintu angkot. Tak lama mulai terdengar intro dari beberapa alat musik sederhana yang mereka bawa. Alunan gitar, okulele serta biola yang menyampaikan intro lagu itu mengusik Edo.
Kayaknya intro lagu ini sangat Edo kenal.
Benar saja.
Laki-laki yang lebih dewasa dari dua anak kecil tadi mulai bernyanyi. Dan, lagu yang dinyanyikan laki-laki itu adalah lagu Noah  yang berjudul "Separuh Aku". Pantas saja kupingnya sangat hafal.
Edo sebentar menikmati.