Edo menahan senyum. "Emm.., sekalian juga... Mawar ini buatmu. Selain Noah, kamu juga suka mawar kan?"
Mata Vira berbinar senang. Muka putihnya jadi bersemu merah. Dia nyaris tidak bisa berkata apa-apa. "Kamu baik sekali. Kenapa jadi repot begini?" jawab Vira sembari menerima buket kembang itu. Sebentar Vira memandangi Edo. Pandangannya dalam, menusuk bagian terdalam hati Edo. Sekarang gantian muka Edo yang bersemu merah.
"Terima kasih, Edo," Vira maju ke depan dan tanpa ragu ia mengecup pipi Edo. Seketika juga tepuk tangan bergemuruh mengiring. Edo yang dicium tidak bisa berkata apa-apa lagi. Mulutnya sedikit terbuka.
"Mau mengantarkanku pulang, Do?" tanya Vira menyadarkan Edo.
Edo tersenyum senang. Kepalanya mengangguk-angguk. Rasanya tak perlu tambahan kata sebagai persetujuan tawaran Vira barusan. Dan, kegundahan Edo berhari-hari Edo luruh sudah seiring siang yang mengantarkan ia dan sang pujaan pulang.
@@@
(kenangan di angkot 2005)