Mohon tunggu...
Benyamin Melatnebar
Benyamin Melatnebar Mohon Tunggu... Dosen - Enjoy the ride

Enjoy every minute

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Nightmare Basement

30 Agustus 2021   14:07 Diperbarui: 30 Agustus 2021   15:20 1276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama lengkap ibuku adalah Adelita Chyntia Ramadhania, dan biasa dipanggil Lita. Tinggi ibu hampir sama denganku yaitu 166 cm, usianya 30 tahun, ia sangat cantik, kulitnya putih bak batu pualam, perfectionist dan senang mengenakan busana muslim trendy. Ibu berasal dari keluarga yang sangat kaya - raya, ia selalu merasa bahwa ayah tidak bisa mengimbangi kehidupannya yang high class. 

Ibu senang menghabiskan waktu berlibur ke luar negeri dengan teman-teman collegenya, ia senang hanging out dengan teman - temannya di café atau club mewah tempat selebriti - selebriti menghabiskan waktu. 

Perbedaan yang sangat signifikan itu juga yang menjadi salah satu penghalang bagi hubungan ayah dan ibu, puncaknya adalah sewaktu ibu dan ayah berencana untuk menikah. Rencana pernikahan itu mendapatkan pertentangan yang keras dari keluarga ibuku. 

Orang tua ibuku berkata bahwa ayah bukan berasal dari keluarga yang sederajat dengan mereka, sehingga ibu dipaksa untuk meninggalkannya. Ibuku tetap bersikeras dan mempertahankannya hingga sampai ke jenjang pernikahan. Tetapi apa daya, tepat aku menginjak usia tujuh tahun, ayah dan ibuku harus bercerai. Mengesalkan dan kadang membuatku sedih.

Begitulah sepenggal riwayat keluarga kami. Setelah melalui pengadilan perceraian yang rumit dan bertele - tele, ayah memenangkan diriku dan berhak mendapatkan hak asuh sepenuhnya atas diriku. Ibuku menangis tepat di hari kemenangan ayahku. Ia berusaha naik banding untuk mendapatkan aku. 

Tetapi ibu kalah lagi dan harus merelakan aku tinggal dengan ayah. Setelah pengadilan, kami berusaha menyesuaikan diri dengan hal itu, karena memang terasa sangat berat, keputusan pengadilan pun masih memberikan kesempatan kepada ibu untuk menjengukku setiap weekend. Jujur saja, aku agak bingung dengan kondisi ini, baik ayah dan ibu selalu berusaha untuk mengesankan aku. 


Dan aku merasa, aku ada, tetapi harus membagi diriku menjadi dua untuk mereka. Padahal aku menyayangi mereka berdua. Aku ada memang untuk mereka. Mereka berdualah yang terpenting dalam hidupku.

Yah, memang karena kondisi yang mengharuskan ayah pindah - pindah tugas, membuat aku tidak bisa bertemu dengan ibuku. Menurutku, hal itupun bukan menjadi sebuah masalah untuk ibu, aku selalu merasa bahwa ibu memang tidak perduli padaku. Ia selalu memikirkan kehidupan sosialita dan karirnya. 

Dua bulan setelah perceraian ibu dan ayah, ibuku dan teman selingkuhannya merencanakan pernikahan mereka. Mereka tidak mengundang kami. Aku sangat stress membayangkan hal itu akan terjadi. Mudah sekali ibu melupakan kami. 

Apakah aku sudah tidak berarti lagi untuknya? Tepat di hari pernikahan ibu, ayahku mabuk parah sampai ia tidak sadarkan diri. Bahkan aku harus menyeret ayah ke tempat tidurnya. Keesokan paginya ayah muntah-muntah akibat tidak terbiasa dengan minuman keras yang dikonsumsinya.

Yang aku dengar tentang ibuku, saat ini ia sudah hamil tua dan akan segera melahirkan seorang bayi laki-laki. Sejak kehamilannya, ibu lebih banyak menghabiskan waktu dengan keluarga barunya dan ibu berubah menjadi ibu yang baik hati. 

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun