Mohon tunggu...
Benyamin Melatnebar
Benyamin Melatnebar Mohon Tunggu... Dosen - Enjoy the ride

Enjoy every minute

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Nightmare Basement

30 Agustus 2021   14:07 Diperbarui: 30 Agustus 2021   15:20 1276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi yang cerah menyelimuti pedesaan kami. Beberapa polisi datang menginformasikan kepada keluarga besar pak Ilham dan warga desa, bahwa jasad Roni telah ditemukan dan memang terpisah-pisah di berbagai tempat karena di mutilasi. Potongan kepala dan badan Roni di temukan di empang milik pak Ilham, paha dan kaki Roni berada di ruang bawah tanah rumah yang kutempati sekarang dan kedua tangan Roni di dekat kuburan tua di hutan belantara di tengah desa. Motif pembunuhan ini karena Roni mengetahui perselingkuhan ibu tirinya dengan pak Nazril. Ibu tirinya naik pitam, dan ingin menghabisi Roni secara membabi buta dengan sebilah kampak. Tiba-tiba pak Ilham muncul dan berusaha membunuh pak Nazril, pak Nazril berhasil mengelak. Sabetan kampak itu seketika mengenai Roni, putra kandungnya sendiri. Pak Ilham naik pitam dan merasa bersalah telah membunuh anaknya. Kemudian Ia mengambil kampak yang ternodai oleh darah itu dan mengayunkan kampak itu ke pak Nazril. Seketika, mengenai tangannya dan langsung putus. Belum puas sampai di sana, Pak Ilham membacok lagi leher Pak Nazril hingga putus. Tubuh pak Nazril dan Roni dimutilasi dan disebarkan oleh pak Ilham diberbagai tempat untuk menutupi jejaknya. Sunggu miris mendengarkan ini. Jasad pak Nazril yang sudah ditemukan berada dekat pohon besar di antara kuburan tua di tengah hutan belantara.

Kasus kematian pak Nazril yang diinfokan kepada warga desa selama ini bahwa ia sakit dan dikubur di Singapura hanyalah karangan belaka pak Ilham. Sobekan pakaian dengan noda darah yang ditemukan di kamarku. Diambil oleh polisi untuk diperiksa DNAnya. Hasil pemeriksaan diketahui bahwa DNA itu milik pak Nazril. Pak Ilham membawa potongan hidung, mulut, mata dan telinga pak Nazril dan menguburkannya di dinding kamarku. Pak Ilham berusaha membuang pakaian Pak Nazril dari lantai 2 kamarku. Ternyata pakaian itu tersangkut di jendela kamarku.    

Aku bisa melihat ada guratan kebahagiaan di wajah nyonya Ifa. Dua minggu kemudian, nyonya Ifa dihubungi oleh seorang pengacara yang katanya mengurusi surat wasiat pak Ilham. Pak Ilham sudah membuat surat wasiat ini sekitar satu tahun yang lalu, untuk berjaga-jaga bila sesuatu terjadi padanya. Maka sang pengacara mengundang ibu dari pak Ilham, adiknya Tati yang tinggal di kampung sebelah, karena mereka berdualah yang merupakan keluarga terdekat, yang tersisa yang dimiliki oleh pak Ilham. Nyonya Ifa berpikir, tidak mungkin Ilham memberikan harta kepada adik dan ibunya. Mengingat mereka bertengkar hebat karena ibu dan adiknya melarang Ilham untuk menikahi nyonya Ifa beberapa tahun silam. Dan hampir dua tahun mereka memutuskan tali silaturahmi. Ilham lebih memilihku daripada mendengarkan adik dan ibunya yang bodoh. Yah, memang rezeki tidak akan kemana, pikir nyonya Ifa sambil bersorak sorai di dalam hati.

Pagi itu terasa sangat dingin. Burung-burung menyanyikan melodi dengan indahnya. Bunga – bunga melebarkan kuncupnya menantikan embun pagi membasahi kelopak mereka. Daun – daun ikut gembira ria menemani serangga yang hilir mudik di tangkai, batang dan akar tanaman di pedesaan nan asri itu. Keindahan alam ini mungkin menggambarkan suasana hati Nyonya Ifa yang akan mendapatkan harta berlimpah bak durian runtuh. Nyonya Ifa sudah bangun sangat pagi, ia bersiap mengenakan makeup ringan, memadukannya dengan sebuah khaftan hitam yang hampir menyentuh tanah, Ia memakai sebuah kerudung trendi berwarna coklat dan memakai sebuah kacamata reyben, menambah keelokan rupanya. Ia sangat bahagia tetapi masih berpura-pura dalam suasana berkabung. Ia menerima sang pengacara di rumahnya, mempersilahkannya masuk ke dalam rumahnya. Baik ibu dan adiknya Ilham sudah duduk di ruang tamu. Mereka tidak terlalu antusias mengenai pembagian harta warisan ini. Karena yang terpenting bagi mereka adalah Ilham bisa tetap hidup dan kembali hidup rukun dengan mereka. Itu saja, sudah cukup tentunya bagi mereka. Sejenak, pengacara membuka tas kerjanya dan mengeluarkan beberapa dokumen. Ia membacakan dengan seksama surat wasiat yang diberikan Pak Ilham. Nyonya Ifa berharap dengan cemas dan tidak sabar mendengarkan bahwa Ia akan mendapatkan minimal 90% dari keseluruhan asset pak Ilham. Dasar Ilham bodoh. Aku tidak perlu menggunakan tanganku untuk menghabisi orang-orang yang tidak berguna itu. Kamu benar-benar membuka jalan lebar untukku supaya mendapatkan semua hartamu, pikir Nyonya Ifa dalam hati.

Pengacara menyebutkan bahwa harta yang dimiliki oleh pak Ilham akan diserahkan sepenuhnya kepada adiknya Tati dan neneknya Roni, Eyang Putri. Dan nyonya Ifa berkata “ Lalu untuk aku, bagaimana Pak ? ” Bentak Nyonya Ifa kepada sang pengacara. Sang pengacara berkata, “ maaf bu Ifa, saya mendapat perintah dari bapak untuk mencoret nama ibu dalam daftar wasiatnya beberapa bulan lalu. “ Nyonya Ifa pun berteriak, “ tidakkkkkkk, kenapa bisa seperti itu. ” Suara nyonya Ifa menggelegar di seluruh kampung. “ Untuk alasannya saya tidak tahu, Bu. “ Ujar sang pengacara datar.

Satu minggu setelah kematian pak Ilham, ketiga kuli bangunan yang bekerja di rumah pak Ilham ditangkap oleh polisi. Mereka tertangkap tangan ketika berusaha membobol brankas milik pak Ilham di dalam kamar pak Ilham, saat rumah pak Ilham kosong. Maman, Ridwan dan Dodi digiring ke kepolisian terdekat dan dipenjara atas beberapa tuduhan kejahatan yang telah mereka lakukan. Selain itu mereka merupakan narapidana yang melarikan diri dari Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan karena tuduhan perampokan bernilai milyaran rupiah di beberapa kota di Indonesia.


Aku mulai mengambil kesimpulan. Kenapa sejak aku sampai di kuburan tua di tengah hutan belantara sepertinya memang Roni menginginkanku untuk menguak rahasia pembunuhannya dan menemukan potongan – potongan tubuhnya supaya Ia bisa beristirahat dengan tenang selamanya. Tetapi apa mau dikata, ternyata orang terdekatnyalah yang menghabisi nyawa Roni.

S.E.K.I.A.N

Sumber: https://www.namesnack.com/guides/father-son-business-names
Sumber: https://www.namesnack.com/guides/father-son-business-names

 

 

    

 

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun