Mohon tunggu...
Benito Sinaga
Benito Sinaga Mohon Tunggu... Petani, pemburu, dan peramu

Marhaenism - IKA GMNI. Memento politicam etiam artem complexam aequilibrii inter ideales et studia esse. Abangan.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Raven Putih di Ambang Perang (Bab I, Bagian V)

20 Juni 2025   15:05 Diperbarui: 21 Juni 2025   23:14 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lenathea dan Ethan memasuki toko Farid Halawi di Beyoglu, Istanbul (Sumber: ai 2025)

Dalam senyapnya toko itu, azan Isya tak lagi suara, tapi gema dalam dada. Ia bukan lagi menandai waktu salat, melainkan semacam transisi dunia: dari terang ke kelam, dari pasar ke kesunyian, dari lalu ke kenangan.

Sebuah pintu kayu tua dengan kenop perunggu, jendela kecil berdebu, dan suara logam yang terdengar seperti bisikan sejarah seakan bagai memasuki portal dimensi. Menyisakan suara pasar yang tertinggal di balik pintu.

Lenathea dan Ethan memasuki toko Farid Halawi di Beyoglu, Istanbul (Sumber: ai 2025)
Lenathea dan Ethan memasuki toko Farid Halawi di Beyoglu, Istanbul (Sumber: ai 2025)

Sunyi di dalam toko bukan sunyi biasa—ia seperti ruang kedap waktu. Aroma debu, logam tua, dan teh mengapung, seolah segalanya menunggu.

Di dalam, duduk seorang lelaki paruh baya dengan mata seperti pisau dan senyum seperti retakan di batu: Farid Halawi.

"CIA dan wanita Rusia. Dunia memang makin aneh," katanya, menyeruput teh hitam dalam gelas kecil.

"Kami bukan datang untuk menuduh," ujar Ethan, datar.

"Kami datang untuk memahami," sambung Lena, suaranya tenang tapi tajam.

Farid tertawa pendek, suara yang seperti kerikil diseret di lantai granit.

"Kalian selalu datang untuk memahami setelah semuanya terbakar."

Ethan meletakkan foto. Sebuah logam silinder berwarna hitam kehijauan, usang, permukaannya berukir tanda: tiga garis vertikal dan seekor burung gagak putih di tengah lingkaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun