Mohon tunggu...
Benito Sinaga
Benito Sinaga Mohon Tunggu... Petani, pemburu, dan peramu

Marhaenism - IKA GMNI. Memento politicam etiam artem complexam aequilibrii inter ideales et studia esse. Abangan.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Raven Putih Di Ambang Perang (Bab I, Bagian I-II)

18 Juni 2025   16:45 Diperbarui: 19 Juni 2025   17:44 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ia meletakkan tablet, memejamkan mata, dan membiarkan suara hujan menyusup ke dalam pikirannya seperti kenangan tak diundang. Tapi malam itu, tidur tak datang. Hanya mimpi separuh sadar tentang laboratorium terbakar, suara tawa Nagi, dan bunyi seperti lonceng dari inti atom yang meledak dalam diam.

...☆ ...

Pagi hari di markas besar IAEA, Wina. Gracia Sharma berdiri di depan layar besar dalam ruang evaluasi tertutup. Di sekelilingnya, para analis dan penasehat diplomatik menyimak dengan cemas. Di layar: peta digital dunia dengan titik-titik merah berkedip—lokasi isotop uranium yang tercatat secara resmi. Namun ada satu lintasan baru, tidak teregistrasi, melintasi perbatasan Iran melalui Laut Kaspia, menuju wilayah yang sepenuhnya gelap dalam radar IAEA.

“Ini bukan penyimpangan logistik biasa,” ujar Gracia. Suaranya tenang, tapi tegang seperti dawai biola sebelum digesek.

“Dari mana data itu berasal?” tanya seorang diplomat Rusia, penuh skeptisisme.

“Fasilitas pemantauan isotop Swiss dan kerjasama sandi dengan IAEA Eropa Tengah,” jawabnya. “Kami menemukan korelasi dengan sistem sirkulasi aktif dari isotop uranium 60%. Dalam istilah lain—seseorang sedang memindahkan material yang tak seharusnya bisa dipindah tanpa diketahui dunia.”

“Anda menuduh Iran?”

“Saya tidak menuduh. Saya membaca data.”

Hening sejenak. Kemudian seseorang dari panel bertanya, “Apa kode internal dari jalur ini?”

Gracia menatap layar, memperbesar peta, dan menunjuk ke garis tipis berwarna emas.

“Zohreh.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun