Di atas kanvas kulit seputih melati,
Lutut sang dara, pualam bersih tanpa cela.
Namun kini, merah merekah, menggores sunyi,
Luka tertera, saksi bisu sebuah cerita.
Bukan noda, bukan cela yang mengotori,
Melainkan coretan makna, kisah berani.
Gadis penari, dengan langkah peri,
Menjelajah panggung, memeluk irama hati.
Setiap putaran, setiap lompatan riang,
Adalah gairah yang tak terlukis kata.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!