"Mmm belum pulang lagi."
"Baik tunggu." Â
Kami berboncengan menyusuri jalan kota, ada ketidak nyamanan ketika jalan bersama, para mata memandang penuh tanya.
Kami hanya berbicara basa basi, tak ada yang penting bagiku, hanya sekedar say hello lama tak bertemu.
Yang kami bicarakan juga seputar orderan rias pengantin dan foto, sesekali membicarakan mbak Ayu.
"Menurutmu bagaimana Ayu?"
"Baik, cantik, energik." Aku hanya bisa berkata itu karena baru kenal.
"Makasih mbak sayang." Aku mendelik mendengar dia menyapa pramusaji dengan mbak sayang,
Mungkin karena dunianya diantara keglamouran menurutku membuat mas Ezar, memanggil sayang pada semua wanita adalah sapaan yang wajar. Sejurus perutku jadi mulas melilit tak karuan, akupun pamit ke kamar mandi.
Pas aku akan kembali ke meja kami sudah ada mbak Ayu di sana dengan wajah masam dan terlihat berbicara serius dengan mas Ezar. Aku urung untuk mendekat, kuambil jalan memutar mendekati meja tanpa diketahui mereka.
"Kak Ezar! Kamu ini ya datang gak ajak aku keluar makan-makan eh malah ajak Irin. Lupa ya sama aku!"