Mohon tunggu...
Swarna
Swarna Mohon Tunggu... Lainnya - mengetik 😊

🌾Mantra Terindah🌿

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Bukan Pelakor

15 September 2019   17:41 Diperbarui: 15 September 2019   17:55 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku bisa naik ojol kog, gak papa."

Kakak mbak Ayu ini selalu memberi perhatian baik dengan ucapan maupun tondakan. Ini yang membuat aku jadi merasa kaku, gak bisa relax kala ada dia, takut salah mengartikan.

Sepintas terlihat baik memang, care juga mungkin karena aku baru kenal saja. Aku baru tahu kalau dia bukan kakak kandung mbak Ayu ketika dia pamit pindah ke kota lain. Selama ini aku sangka dia kakak asli, atau sepupuh, begitu akrab sekali.
Ternyata dia orang lain yang sudah dianggap seperti kakak. Oalah aku ini sudah tua masih telmi saja, tidak ngerti.

Lama tak bertemu kakak mbak Ayu kenapa jadi ada rindu ya? Aku juga merasa bersalah berbohong tentang suamiku. Aku sendiri ditinggal kerja ke luar negeri sudah bertahun lama tak ada kabar. Sudah berusaha menghubungi kedutaan mencari dimana rimbanya, tak jua ada jawaban. Sebertinya hilang terbang ke angkasa atau ditelan bumi. Aku dan dua anakku ditinggal dalam ketidakpastian.

Andai dia tak berambisi menjadi TKI waktu itu, mungkin dia malu pada keluargaku yang belum bisa membahagiakanku.

Ponselku berdering, kulihat sebuah nomor yang tak kukenal.


"Ya, hallo?"

"Rin, apa kabar? Ini aku Ezar."
"Owh mas Ezar." Seketika dadaku berdegup kencang. Hmm begini ya orang merindu, barusan dipikirkan sudah nyambung saja. Eh mungkin aku hanya GR saja. Kutepis rasa bergejolak agar terlihat wajar.

"Aku lagi di kota ini, ketemuan ayo."

"Di mana? Sama mbak Ayu juga."

"Aku habis dari rumah Ayu, sekarang mau ketemu kamu lah. Aku jemput ya, eh suamimu ada?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun