Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tragedi Buah Apel

4 Mei 2016   17:36 Diperbarui: 4 Mei 2016   19:21 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rambutmu yang hitam lebat tampak subur, dan terurai panjang

di sana rintik hujan berpilin senja, serupa pintalan benang sutera

seindah pelangi rasa di hatimu, sepasang insan terjerat janji setia

disaksikan oleh payung yang terlepas dari genggaman tanganmu

Kata purba beracun selama berabad waktu berkelindan di pohon

bagai untaian buah apel di kebun tak bertuan, sebuah kebebasan

semua tangan boleh memetiknya, semua hati boleh merasakannya

alam kebebasan, tragedi buah apel selalu jadi kisah yang berulang

O Bidadari cantik turun dari langit terjebak ke dalam laut kenangan

tiada seorang pun yang mampu mengembalikan hatimu yang retak

dan tak ada tangan yang menyunting kelopak bunga yang buram itu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun