Mohon tunggu...
Pretty Woman
Pretty Woman Mohon Tunggu... Konsultan - Wanita

Tertarik dengan fenomena sosial dan film

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Super Single Person"

6 Oktober 2018   01:08 Diperbarui: 2 Desember 2019   14:36 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Holla..

Walla...

Malam ini tergelitik membaca berita di the new york times. 

Judulnya, "Neighbor Bro Smashes My Romantic Fantasy"

kali ini bukan tetangaku tapi seorang teman yang aku kenal sejak SD.. jarak kami berkilometer jauhnya...

Siapa sih yang nggak punya romantic fantasy... apalagi dengan beredarnya drama korea yang isinya cewek diperebutkan cowok yang karakternya berbeda 180 drajat. Atau drama Hollywood yang judulnya Vampire Diaries yang ceritanya berfokus pada kehidupan Stefan Salvatores, Damon Salvatores, dan  Bonnie Bennet. Nggak  Korea ataupun Hollywood ceritanya dua lelaki memperebutkan cinta satu wanita. sebagai wanita normal aku ingin juga merasakan hal itu... eh dulu udah pernah sih. diperrebutkan oleh kakak tingkat dan teman setingkat waktu kuliah. hahaha...

Ngomong-ngomong soal romantic fantasy...

Beberapa hari yang lalu aku berfantasi hem... tepatnya menjadi sutradara amatir di dalam alam imajinasiku sendiri. Bermula dari pertemuan dengan seorang anak muda, sebut saja Mr. x yang ketemunya cuma sekali dan wajahnya lupa sama sekali. Hanya saja saat itu rasanya dia keren banget, mengendarai sepeda di salah satu kompleks elit dekat rumahku. 

Mr x mengendarai sepedanya di panas terik, rambutnya panjang (semoga aku tak salah lihat, aku yakin dia lelaki hahahha), kulitnya bersih dan badanya lumayan tinggi. Pokoknya sexy... Kami berkenalan dan mulai menjalin kasih bla..bla..bla ... (imajinasi)..

Trus dimana dong bagian romantisnya... rahasia... hahaha...namanya juga imajinasi.

Nah mari kita bahas super single person.

Temanku dua hari yang lalu menelepon (nelpon minta ditelepon). Yah aku selalu siap sedia paket nelpon selama sebulan. Secara hiitungan ekonomi lebih hemat. Aku sudah bisa menebak apa yang akan diceritakan temanku ini. Kalo dia yang mau cerita entah itu jam 12 atau jam 2 aku pasti ladenin. Kenapa ??? karena dia pernah curhat ingin pergi ke psikiater konsultasi mengenai kesehatan mental dia. Sejak saat itu aku paham, temanku butuh teman untuk cerita minimal seseorang untuk mendengarkan keluhan dan kekonyolan dia.

Balik ke temanku tadi, dia sakit hati melihat mantan pacarnya berbahagia bersama wanita lain. Katanya pacar baru mantannya cantik, mereka terihat bahagia. Aku mendengarkannya dengan sangat sabar hingga dia berhenti bicara untuk menanyakan apakah aku mendengarkan ceritanya. Aku dengarin kok, hanya sedang menahan emosi agar tidak keluar perkataan sampah dari mulutku ini.

Oh ya, aku punya kecenderungan bisa menilai karakter seseorang hanya dari fotonya. Temanku kesal dengan kemampuanku ini karena kebanyakan isinya negatif walau kenyataanya selalu benar hahaha. Aku merasa sebagai cenayang... hahahha..

Temanku nangis, merasa ditipu, merasa diperdaya, merasa kok iya sih mantan pacarnya secepat itu move on. Temanku ini sudah sangat banyak mengalami trauma hubungan, mulai dari mantan yang selingkuh, mantan yang ternyata penyuka sesama jenis, mantan yang psikopatan, mantan baik hati, mantan yang punya mamak seram setengah mati, mantan yang kurang diajar menghormati.

"apa gunanya kau pandangi foto mantanmu dan stalking kehidupan dia setelah putus darimu?"..

temanku diam... mencoba mencari jawaban yang paling tepat buatku...

tapi gagal...

"Kalo pacar barunya lebih cantik darimu, kau pasti minder, kalo lebih jelek darimu  kau bakalah mencibir sambil minder, lagian ya  aku bukan tipe orang yang percaya bahwa hubungan manis itu selalu manis, hubungan bukan jeruk berastagi... manis dalam tiap gigitan"

dia diam... mencoba mencari jawaban... 

"tapi aku penasaran " jawabnya

"ya itu yang bakal buat kau makin sakti hati, udahlah relakan saja..."

Dia nangis,.. nggak rela sepertinya. Terlalu sakit sepertinya, pokoknya udah mirip sinetron Orang Ketiga.

Akhirnya aku ceritain pengalamanku dulu waktu pacaran, siapa tahu dia bisa belajar darinya atau malah ilfeel haha.

Aku single sudah 7 tahun kayaknya, lupa karena udah kelamaan hahhahaha.

"mantanku nggak ada yang beres, selingkuh semua, dulu aku sampai dimaki sama pacar mantanku yang sekarang jadi istrinya. Waktu itu aku habis operasi ganglion (cairan pecah yang jadi benjolan) di tangan. Dengan polosnya aku nelpon mantanku (saat itu hubungan kami masih gantung, pacar bukan mantan belom), cari perhatian lah intinya. eh aku sakit nih masa iya kamu nggak peduli. nah awalnya dia yang angkat, eh telpon itu ditarik sama pacar barunya... maki maki aku, ngatain aku cewek nggak guna, nggak bener, nggak tahu malu.. bla bla.. bla.. "

belum selesai cerita, temanku motong "Dia bilang apa aja ke kamu?"

"Nggak ingat, udah lupa (sumpeh udah lupa beneran, cuma ingat kata-kata dia kasar banget). Tapi justru perlakuan kasar itu yang menyadarkanku, eh.. aku ini manusia lho. Manusia nggak pantas diperlakukan dengan rendah begitu. Manusia adalah mahluk ciptaan yang segambar dan serupa dengan pencipta. So.. aku harus membela diriku, menyelamatkan diriku dari serangan pihak luar dong. Sama kayak kita kena tusuk jarum, kita pasti spontan tarik tangan kita jauh-jauh dari jarum itu kan."

"iya tapi dia kelewat bek, telponku nggak diangkat... bla bla bla"

" Nah aku juga pernah nih, waktu sama mantanku nomor 2 (banyak yak haha, nggak kok cuma 3). Aku diputusin sepihak, padahal aku udah bela dia habis-habisan di depan mamaku. Ngerencanain nikah muda, nabung buat modal nikah. Ujung-ujungnya aku diputusin jam 5 pagi lewat hp. Jijik nggak sih... aku telepon dia berkali-kali nggak diangkat, aku telpon kakaknya buat ngomong ke dia dicuekin, aku tempon pakai hp teman diangkat tapi begitu dengar suaraku dimatiin. Ada kali seminggu. Sangking emosi dan gak terimanya aku sampai jatuh dari motor karena nggak fokus lagi. Beruntung ada teman yang datang ke rumah menghiburku dan sejak saat itu hubunggaku dengan mamaku membaik hingga sekarang. (tobat deh punya hubungan sama lelaki yang nggak disukai mamaku)"

"Masa sih kau pernah dibegituin, kok nggak ada bekasnya..."

Aku tarik nafas dalam-dalam... ya iyalah aku ini berharga jadi jangan mau mengharapkan seseorang yang bahkan tidak peduli denganmu.

"itu kehidupanku 8 tahun lalu say, waktu usia 20 tahunan. waktu seisi rumah benci denganku, waktu adek ku tidak menganggap aku kakak yang patut dicontoh, waktu mamaku pikir aku udah diapa-apain sampai begitunya, waktu aku sangat melawan abangku"

temanku diam....menyimak atau ngantuk hahahha

"trus kau biasa aja sekarang?"

"Iya, udah biasa. Malah sekarang terbukti siapa yang salah. mantanku pada hubungi aku lagi, minta maaf, ada yang udah beranak dua masih aja kirim sms di fb (sekalipun tidak kubalas) ada yang mau merid nelpon aku minta balikan (ternyata alasan dia mutusin aku karena aku kukuh nggak mau pindah ke medan), semua pada kepo siapa pacarku. seolah aku single karena perbuatan mereka dulu udah nyakitin hati aku"

"Kau sekalipun nggak kesal?"

"Kesal dong cin, dulu baru-baru putus nama mantan disebut aja aku bisa emosi... nama lho... sampai ada temanku yang kamfret banget, selalu update perkembangan mantaku dengan pasangannya. kalo sekrang mah udah biasa, udah ngak emosi. Aku bersyukur dulu ngak jadi, setidaknya kalo ada 3 mantan pacar kemungkinan besar dia juga menghubungi mereka bukan aku seorang saja. Nah daripada punya suami tak setia, lebih baik single dong"

"Tapi kauudah usia 30..."

mau ku smekdown kawanku ini lah... terus kalo 30 udah mau mati rupanya...

"Gini lah, kau milih pasangan itu bayangin anakmu kelak punya bapak kayak dia gimana... aku alergi banget sama lelaki tak jelas begitu. masak iya mau punya anak cuma buat kasih dia kehidupan miris, bagus ngak usah punya anak sekalian. aku kayak kau itu 8 tahun yang lalu, masak iya kau masih jalan di tempat... sudahlah ... lupakan saja. " 

"Kau telalu jauh mikirnya ..." jawabnya dengan emosi... beneran ku smekdown kalo di depanku lah...

"lha... kan fakta sih. aduh aku capek jelasinnya..." mulai nguap...

temanku ngambek... dia diam sejenak, mencerna omonganku..

"jadi kau mau single selamanya?"

" nggak juga kales, aku juga punya kebutuhan sebagai seorang manusia normal. butuh teman bicara dan teman di kamar hahaha. (no sensor karena nggak vulgar) . Tapi aku lebih merinding kalo punya pasangan ngak beres, sisa hidupku mau aku habiskan dengan kedamaian, dengan ketenganan jasmani dan rohani. aku sayang sama pikiranku, aku sayang badanku"

Temanku diam lagi... aku muulai mengantuk..

"Jadi mau sampai kapan kau single, nggak panas kupingmu ditanya  terus?"

"kupingku panas kalo kau telpon terus nih"

Temanku protes... singkat cerita kami akhiri telpon malam itu.

Aku menyukai satu orang dalam 5 tahun ini, sangat menyukainya walau kami belum bertemu, sangat menyukai pola pikirnya yang maju dan penuh perjuangan. Sangat menyukainya hingga tidak sempat memperhatikan orang lain. Menurutku dia gentlement dan aku tak kalah gentlement ketika dia mengatakan bahwa dia menganggapku teman dan dia menyukai orang lain.

Aku fair, tidak membencinya, tidak menghubungi dia lagi walau rasanya pengen sms dia cuma say hai... Fair tidak berlebihan selama 5 tahun menyukai dia. it's okay, suamiku kelak akan kucintai seumur hidup. 

Hubungan itu sangat sakral, aku tak mau ada hubungan yang menyakiti keluargaku lagi, cukup dulu adikku tidak nyaman dekat denganku... kalo sekarang dikit dikit kak... ka... kak.. kakak... hahhaa love u sister... 

Lambat laun aku mulai membuka hati untuk segala kemungkinan, tidak sekeras dulu lagi. Sudah aman terkendali. Doaku hanya satu untuk posisiku sebagai super single person... Semoga aku bisa menemukan pasangan yang membantuku menjadi seorang ibu yang baik. 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun