Mohon tunggu...
Pretty Woman
Pretty Woman Mohon Tunggu... Konsultan - Wanita

Tertarik dengan fenomena sosial dan film

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Super Single Person"

6 Oktober 2018   01:08 Diperbarui: 2 Desember 2019   14:36 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dia nangis,.. nggak rela sepertinya. Terlalu sakit sepertinya, pokoknya udah mirip sinetron Orang Ketiga.

Akhirnya aku ceritain pengalamanku dulu waktu pacaran, siapa tahu dia bisa belajar darinya atau malah ilfeel haha.

Aku single sudah 7 tahun kayaknya, lupa karena udah kelamaan hahhahaha.

"mantanku nggak ada yang beres, selingkuh semua, dulu aku sampai dimaki sama pacar mantanku yang sekarang jadi istrinya. Waktu itu aku habis operasi ganglion (cairan pecah yang jadi benjolan) di tangan. Dengan polosnya aku nelpon mantanku (saat itu hubungan kami masih gantung, pacar bukan mantan belom), cari perhatian lah intinya. eh aku sakit nih masa iya kamu nggak peduli. nah awalnya dia yang angkat, eh telpon itu ditarik sama pacar barunya... maki maki aku, ngatain aku cewek nggak guna, nggak bener, nggak tahu malu.. bla bla.. bla.. "

belum selesai cerita, temanku motong "Dia bilang apa aja ke kamu?"

"Nggak ingat, udah lupa (sumpeh udah lupa beneran, cuma ingat kata-kata dia kasar banget). Tapi justru perlakuan kasar itu yang menyadarkanku, eh.. aku ini manusia lho. Manusia nggak pantas diperlakukan dengan rendah begitu. Manusia adalah mahluk ciptaan yang segambar dan serupa dengan pencipta. So.. aku harus membela diriku, menyelamatkan diriku dari serangan pihak luar dong. Sama kayak kita kena tusuk jarum, kita pasti spontan tarik tangan kita jauh-jauh dari jarum itu kan."

"iya tapi dia kelewat bek, telponku nggak diangkat... bla bla bla"

" Nah aku juga pernah nih, waktu sama mantanku nomor 2 (banyak yak haha, nggak kok cuma 3). Aku diputusin sepihak, padahal aku udah bela dia habis-habisan di depan mamaku. Ngerencanain nikah muda, nabung buat modal nikah. Ujung-ujungnya aku diputusin jam 5 pagi lewat hp. Jijik nggak sih... aku telepon dia berkali-kali nggak diangkat, aku telpon kakaknya buat ngomong ke dia dicuekin, aku tempon pakai hp teman diangkat tapi begitu dengar suaraku dimatiin. Ada kali seminggu. Sangking emosi dan gak terimanya aku sampai jatuh dari motor karena nggak fokus lagi. Beruntung ada teman yang datang ke rumah menghiburku dan sejak saat itu hubunggaku dengan mamaku membaik hingga sekarang. (tobat deh punya hubungan sama lelaki yang nggak disukai mamaku)"

"Masa sih kau pernah dibegituin, kok nggak ada bekasnya..."

Aku tarik nafas dalam-dalam... ya iyalah aku ini berharga jadi jangan mau mengharapkan seseorang yang bahkan tidak peduli denganmu.

"itu kehidupanku 8 tahun lalu say, waktu usia 20 tahunan. waktu seisi rumah benci denganku, waktu adek ku tidak menganggap aku kakak yang patut dicontoh, waktu mamaku pikir aku udah diapa-apain sampai begitunya, waktu aku sangat melawan abangku"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun