Mohon tunggu...
Tiyang polos
Tiyang polos Mohon Tunggu... Jagain warung

Ingin berpetualang baru dan mencari saudara baru sekaligus merangkai kata demi kata menjadi sebaris kalimat yang tidak begitu berguna

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Puisi lelaki tua

13 Oktober 2025   01:33 Diperbarui: 13 Oktober 2025   01:33 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Pasti Bapak juga tahu," batinnya waktu itu.

Dan memang benar, Gino bukan lelaki bodoh. Ia menaruh curiga, tapi tetap berusaha tidak berprasangka tanpa bukti. Hingga suatu sore, istrinya pamit.

"Pak, aku pergi dulu sama Sinta dan teman-teman, mau bahas reuni SMA."

Gino hanya mengangguk pelan, menatap gerak-gerik istrinya dengan hati bergetar. Setelah pintu tertutup, ia mengirim pesan ke Linda, teman istrinya yang juga ikut reuni.

"Nda, tolong awasi istriku, ya."

"Siap, Bos. Aku kabarin nanti."

Sekitar sejam kemudian, pesan dari Linda masuk.

"Bos, kamu siap nerima kabar?"

"Kabar baik atau buruk, aku terima dengan elegan."

"Istrimu tadi datang dibonceng pria lain. Lelakinya nunggu di motor. Rambut cepak, pakai kacamata."

"Ah... berarti dugaanku benar," balas Gino pendek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun