---
Namun ada satu hal yang sejak dulu mengganjal di hati Nia: kenapa orang tuanya harus berpisah?
Ia pernah bertanya langsung pada bapaknya.
"Pak, kenapa sih Ibu sama Bapak harus bercerai?"
Gino menatapnya lama, lalu berkata lirih,
"Bapak yang salah. Hormatilah ibumu, meskipun suatu saat nanti ia punya pasangan baru. Karena lewat ibumu lah kamu lahir di dunia ini. Tapi satu hal yang pasti, Bapak tak pernah membenci ibumu, dan juga tak pernah menyesal menikah dengannya."
"Dulu Bapak ingin mempertahankan rumah tangga ini. Tapi ibumu sudah tak mau. Bapak tak ingin memaksakan kehendak, karena semua pilihan ada risikonya, bahkan ketika kita tak memilih pun, ada risikonya."
Jawaban itu tak sepenuhnya menjawab rasa ingin tahu Nia, tapi ia bisa merasakan cinta dan luka bercampur dalam suara ayahnya.
---
Beberapa tetangga pernah berbisik bahwa ibunya punya pria idaman lain. Nia tidak ingin percaya begitu saja. Namun kenangan masa remaja masih menempel: dua kali ia memergoki ibunya menelepon seseorang di belakang rumah saat bapaknya belum pulang.
Bahkan sempat melihat pesan dengan nomor tanpa nama dan foto profil seorang lelaki berambut cepak berkacamata.