Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Pensiunan Pegawai Negeri Sipil

Lahir di Metro Lampung. Pendidikan terakhir, lulus Sarjana dan Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mendampingi Perjuangan Cucu (Rapor)

20 Maret 2023   07:19 Diperbarui: 20 Maret 2023   07:24 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jadi artinya pak Bangun sudah tiba saatnya untuk memberikan pengetahuan, dan ilmu yang dimiliki agar dapat bermanfaat bagi masyarakat banyak, ini kalau ditinjau dari sisi lahiriah. Tetapi bila ditinjau dari sisi batiniah, sudah saatnya bapak memberikan kemampuan atau pengalaman spiritual bapak kepada orang, agar setiap orang dapat memahami siapa diri sejatinya.

Awi, bermakna kata-katanya tajam dan tepat. Dapat diibaratkan bila dalam jagad pewayangan, pak Bangun itu dapat dikatakan sebagai orang yang tahu sebelum terjadi ( ngerti sak durunge winarah ). Tetapi bila saat ini bapak masih mempunyai rasa ragu - ragu terhadap apa yang akan dilaksanakan, sayapun tidak dapat menyalahkan. Karena saat ini bapak masih mempunyai tugas, dan tanggung jawab di kedinasan. Jadi apa - apa yang menurut nurani bapak sudah benar, tetapi tidak dapat segera dilaksanakan karena selera atasan berbeda.

Ringkasnya jawaban pak Jazuli tersebut, dapat penulis rangkum dalam beberapa penggalan kalimat dari apa -- apa yang dikatakan beliau atas diri penulis, diantaranya:

1. Penulis dikatakan sebagai orang yang sudah saatnya medhar sabdo (menyebarkan atau membabar ilmu), akan disampaikan dalam kesempatan lain.

2. Penulis dikatakan sebagai orang yang bisa tetapi tidak merasa.

3. Penulis dikatakan orang yang kata -- katanya tajam dan tepat.

4. Penulis dikatakan orang yang tahu sebelum terjadi (Jawa = ngerti sak durunge winarah).

Begitu inti jawaban atau penjelasan teman atas diri penulis.

Selanjutnya, benarkah apa yang dikatakan teman atas diri penulis tersebut?  

Akan dijelaskan pada artikel selanjutnya. Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun