Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Pensiunan Pegawai Negeri Sipil

Lahir di Metro Lampung. Pendidikan terakhir, lulus Sarjana dan Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mendampingi Perjuangan Cucu (Rapor)

20 Maret 2023   07:19 Diperbarui: 20 Maret 2023   07:24 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Karena merasa belum dapat mengetahui apa kesalahan penulis kepada saudara -- saudara, dan untuk mengurangi kebingungan maka penulis bertanya kepada seorang teman salah satunya pak Jazuli namanya yang berdomisili di Tanjungbintang, Lampung Selatan. Beliau ini di kenal masyarakat mempunyai kemampuan yang tidak dimiliki oleh sembarang orang, dan sering dimintai pertolongan.

Setelah menceritakan pengalaman nyata sejak dari mimpi bertemu saudara Nurbuat hingga hilangnya suara, dan pendengaran lalu minta tolong agar beliau mau menjelaskan apa kesalahan penulis kepada saudara -- saudara. 

Inti jawaban beliau sebagai berikut.

Kalau pak Bangun bertanya hal tersebut kepada saya, sebenarnya bapak malah berdosa. Karena sesungguhnya bapak sudah ngerti, tetapi  kok ditanyakan kepada saya, bukankah itu berarti bapak menguji saya? Tetapi itupun masih tergolong baik, sebab sesungguhnya bapak bisa tetapi tidak merasa,  dari  pada  seperti  kebanyakan  orang mengaku merasa bisa tetapi sesungguhnya tidak bisa.

Semua kejadian tadi, tidak lain adalah saudara -- saudara gaib pak Bangun sendiri (sama seperti yang dikatakan pak Mursidi teman di paguyuban NGUPOYO UPO Bogor).

Iya saya mengerti, jawab penulis.

Bapak ditelepon orang bernama Rahul tengah malam, yang rumahnya Kaliawi. Menurut pendapat saya, sesungguhnya bapak telah tiba saatnya. Penulis menyela: tiba saatnya bagaimana, pak Yuli. Pak Jazuli melanjutkan penjelasannya. Sudah tiba saatnya pak Bangun medhar sabdo ( menyebarkan atau membabar ilmu ).

Mengenai rumah penelepon Kaliawi menurut pendapat saya, kata Kaliawi dapat dipisah menjadi 2 kata yaitu kali dan awi.

Kali, kita semua sudah tahu yaitu sungai.

Kali atau sungai banyak sekali kegunaannya bagi hidup dan kehidupan manusia. Misal.

Pakaian kotor dicuci di kali / sungai, menjadi bersih. Air kali / sungai dialirkan ke sawah, bermanfaat untuk mengairi padi sawah. Air dialirkan ke kolam, bermanfaat untuk membudidayakan ikan. Dan kegunaan lainnya seperti untuk pembangkit tenaga listrik, untuk keperluan industri, dan lain - lain yang kesemuanya sangat bermanfaat bagi hidup, dan kehidupan masyarakat luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun