Mohon tunggu...
Astatik Bestari
Astatik Bestari Mohon Tunggu... Guru - Astatik ketua PKBM Bestari Jombang Jawa Timur

Pendiri Yayasan Bestari Indonesia. Domisili di Jombang Jawa Timur. Pengelola PKBM Bestari Jombang Jawa Timur. Guru MTs Darul Faizin Catakgayam Mojowarno Jombang Jawa Timur Ketua 2 DPP FTPKN Ketua bidang Peningkatan Mutu PTK DPW FK-PKBM Jatim

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menghidupkan Perjuangan RA Kartini

15 April 2024   08:15 Diperbarui: 15 April 2024   08:19 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebentar lagi kita memperingati Hari Kartini. Salah satu catatan berharga dalam surat yang ditulis RA Kartini kepada teman-temannya adalah kesadaran Kartini untuk memajukan pendidikan perempuan karena perempuan madrasah pertama bagi anak-anaknya.

"Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak-anak wanita, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak wanita itu menjadi saingan laki-laki dalam hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya yang diserahkan alam (sunatullah) sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama." (Surat Kartini kepada Prof. Anton dan Nyonya, 4 Oktober 1902).

Ini perlu kita perhatikan bersama, momentum Hari Kartini tak sekadar upacara dan memakai kebaya dan sejenisnya. Namun kita perlu memberi akses seluas-luasnya untuk kepentingan perempuan dalam mengemban amanah mendidik generasi berikutnya.

Di era kemajuan teknologi, untuk menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya, perempuan sangat mudah membekali dirinya dengan ilmu pengetahuan yang cocok dalam mendidik anak-anaknya. Antara lain adalah melalui akun sosial media mereka setiap saat bisa menyajikan informasi apa saja. Kalau perempuan sering mencari dan "like" informasi perihal pendidikan anak di akun sosial medianya maka sosial medianya akan banyak muncul soal pendidikan anak.

Kalau tidak aktif di sosial media, aktivitas perempuan saat ini juga tidak lagi seputar antar jemput anak sekolah. Sekolah juga punya jadwal kegiatan orang tua dalam kegiatan sekolah yang lazim disebut parenting.

Tantangan perempuan sebagai madrasah pertama bagi anak-anaknya dari waktu ke waktu cukup beragam. Saat ini tantangan perempuan dalam mendidik anak-anaknya tidak hanya sebagai pendamping belajar anak-anaknya tapi juga penanggung jawab soal gizi anak. Gizi anak saat ini kurang mendapatkan perhatian. Makanan minuman yang bahannya tidak mengandung gizi saat ini jadi santapan harian hanya demi menuruti tren yang dilihat di sosial media anak-anaknya.

 Tantangan lainnya sebagai madrasah pertama bagi anak-anaknya, perempuan dituntut bisa mendidik anak dalam mengatur waktu. Marak saat ini anak-anak yang beraktivitas lewat waktu, ketika sibuk dengan dunia digitalnya. Jika lewat waktunya pada malam hari, dapat dipastikan rutinitas keesokan harinya terganggu. Bangun kesiangan, di sekolah ngantuk bahkan sering tidur di kelas salah satu fenomena perilaku anak-anak saat ini.

Tantangan berikutnya adalah kesiapan perempuan menagih hasil belajar anak-anak di sekolah. Tidak harus menjadi tukang obrak-obrak agar belajar dan mengerjakan tugas sekolah. Namun menagih dalam hal ini adalah mengajak bersama mengamalkan ilmu pengetahuan yang sudah diketahui anaknya ketika belajar di sekolah dan hasil belajarnya dari berselancar di dunia maya. Misalnya dalam hal agama, mengajak salat tahajud dan duha secara rutin, menjaga istikamah salat jamaah, menemani puasa sunah (menemani ini tetap niat ibadah puasa sunah). 

Menagih hasil belajar lainnya dengan memberinya tugas. Antara lain tugas yang akan jadi rutinitasnya seperti memberi makan ternak yang dipelihara orang tuanya. Tugas lain misalnya meminta anak membantu orang tua (yang berprofesi guru) edit video praktik baik mengajarnya. Ini contoh-contoh tagihan yang anak seharusnya bisa menyelesaikan karena sudah dapat ilmunya dari sekolah dan berselancar di dunia maya. Jadi peran perempuan akan lebih hebat jika bisa memantik anak agar terus belajar dan mengamalkan ilmu pengetahuannya. Lebih baik lagi jika perempuan punya catatan hasil belajar anak sehingga tahu perkembangan anak dari waktu ke waktu tidak berserah dan percaya pada rapor sekolah semata.

Selain melakukan tagihan hasil belajar, perempuan mestinya telaten melihat potensi bakat minat anak. Dari hasil pengamatannya, perempuan mendorong anak untuk ikut kegiatan yang dapat mengasah minat bakatnya menjadi passion yang bermanfaat bagi hidup dan karirnya di masa kini dan yang akan datang. Gaya selebgram dan influencer di sosial media dalam mengasah bakat minat anak-anaknya bisa menjadi inspirasi perempuan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun