Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Pensiunan Pegawai Negeri Sipil

Lahir di Metro Lampung. Pendidikan terakhir, lulus Sarjana dan Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menghormati Nabi-nabi Allah

9 Agustus 2021   08:56 Diperbarui: 9 Agustus 2021   09:10 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dengan kondisi alam seperti itu, manakala ada angin berhembus tidak menutup kemungkinan terbawa serta didalamnya sumber penyakit. Baik berupa: debu, bakteri, kuman, virus dan lain - lain yang tentunya akan berdampak buruk bagi kesehatan orang tersebut, bila sampai langsung menerpa tubuh orang, mengingat minimnya penyaring udara secara alamiyah. Oleh karena itu, untuk menghindarkan sumber penyakit langsung menerpa tubuh, di desain pakaian sedemikian rupa layaknya pakaian yang dipakai orang Arab pada umumnya. 

Sedangkan kita yang hidup di kondisi alam Indonesia, hendaklah pandai bersyukur meskipun tidak berambut lebat, dan tebal. Meskipun tidak meniru orang lain, toh tidak mengalami dehidrasi berlebihan mengingat dua per tiga wilayah  Indonesia terdiri dari lautan. Disamping itu dikaruniai panorama alam nan indah, hamparan pepohonan nan hijau, dan luas yang berfungsi sebagai penyaring udara. Berhawa sejuk dan menyegarkan, serta dikaruniai 2 musim yaitu penghujan dan kemarau. Oleh karena itu meskipun kita memakai kaos singlet ibaratnya, dan tidak perlu meniru ala pakaian orang Arab, kita tidak perlu was - was akan terserang penyakit; Mengingat udara yang kita hirup, dan menerpa tubuh kita telah melalui berbagai penyaringan dan berlapis secara alamiyah.

Nah begitulah om sekedar obrolan, mudah -- mudahan dapat menjadikan bahan renungan dalam meneladani Nabi yang kita muliakan. Sekali lagi, bukan meniru kondisi pisik Nabi, adat, dan budayanya tetapi yang wajib kita teladani adalah akhlak mulia, dan budi pekerti luhur Nabi. Karena adanya perbedaan tersebut memang atas kehendak Allah yang menciptakan, dan bukan karena keinginan orang yang diciptakan. Jadi kita tinggal mensyukuri saja apa-apa yang telah dikaruniakan Allah kepada kita, dan tidak perlu meniru - niru apa yang dikaruniakan Allah kepada orang lain. Insya-Allah selamatlah hidup kita baik hidup di dunia inderawi ini, maupun hidup di kelak kemudian. Begitulah sekilas nostalgia penulis, dengan saudara.

Seperti telah diuraikan sebelumnya, sebagai penganut Islam kecuali kita menghormati dan meneladani Nabi Muhammad SAW. sebagai panutan, kitapun wajib menghormati para Nabi Allah lainnya, yang dimuliakan saudara-saudara kita yang menganut agama bukan Islam. Karena semua Nabi tersebut adalah orang -- orang pilihan, dan benar membawa kebenaran dari Allah yang diutus pada zamannya masing -- masing. 

Surat Al An'aam ayat 84. Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Yaqub kepadanya. Kepada keduanya masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah Kami beri petunjuk, dan kepada sebahagian dari keturunannya (Nuh) yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Surat Al An'aam ayat 85. dan Zakaria, Yahya, Isa dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang shaleh. Surat Al An'aam ayat 86. dan Ismail, Alyasa', Yunus dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya).

Surat Al Maa'idah ayat 112. (Ingatlah), ketika pengikut-pengikut Isa berkata: "Hai Isa putera Maryam, sanggupkah Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami?." Isa menjawab: "Bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang yang beriman." Surat Al Maa'idah ayat 117. Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu.

Dari rangkaian ayat -- ayat tersebut, mudah -- mudahan menjadikan kejelasan bagi kita bahwa semua Nabi itu adalah benar utusan, dan pembawa kebenaran dari Allah pada zamannya masing-masing. Dan yang menyeru kepada umatnya, agar bertakwa kepada Allah. Sebagai umat Islam kita wajib menghormati, meneladani, dan memuliakan Nabi Muhammad SAW, namun di sisi lain kita pun wajib menghormati Nabi-Nabi Allah yang dimuliakan oleh saudara-saudara kita yang bukan Islam; Dengan cara mengucapkan salam kepada teman -- teman yang merayakan hari besar agamanya. Jangan sampai terjebak nafsu, sehingga mau menghormati Nabi-Nabi Allah lewat saudara-saudara non muslim yang memuliakan saja, dikatakan haram.

Begitulah hendaknya manakala kita benar -- benar ingin menjadi orang yang bertakwa, maka sisi keimanan hendaklah dilaksanakan secara utuh dan bulat. Karena sudah ditunjukkan bahwa sisi keimanan itu meliputi beriman kepada Allah, beriman kepada hari kemudian, beriman kepada malaikat - malaikat, beriman kepada kitab - kitab dan beriman kepada nabi - nabi.

Jangan sampai terjerumus dengan godaan iblis, setan, dan sebangsanya, sehingga mau menghormati Nabi -- Nabi Allah yang dimuliakan oleh saudara -- saudara non muslim saja dikatakan haram atau dilarang. Karena kalau hal ini sampai terjadi, berarti sulitlah bagi seseorang untuk menggapai derajat ketakwaannya, karena mentabukan dan bahkan mengharamkan untuk menghormati Nabi -- Nabi Allah yang sudah menjadi salah satu syarat rukun iman.

Sehubungan dengan uraian tersebut, mari kita melakukan penghormatan kepada Nabi -- Nabi Allah secara utuh dan bulat, tanpa membeda -- bedakan Nabi yang dimuliakan, dihormati, dihargai, diteladani  oleh sesama manusia meskipun berbeda agama. Karena dengan cara itulah kita dapat menghormati semua Nabi -- Nabi yang diutus Allah, untuk menyampaikan kebenaran kepada umat manusia yang berbeada bahasa dan warna kulitnya, berbeda bangsa dan suku bangsanya, berbeda status sosial ekonominya,  berbeda agama dan kepercayaannya.

Bagi saudara -- saudaraku yang ingin merawat rasa kasih sayang kepada sesama, silahkan mengikuti kelanjutan uraian dalam artikel selanjutnya, terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun